Berdasarkan sampel yang diambil dari 6.000-an lebih pria yang dirawat karena tidak subur, peneliti yang menulis dalam American Journal of Obstetrics & Gynecology menemukan sperma dalam jumlah yang lebih besar dengan kecepatan berenang lebih cepat terproduksi selama musim dingin. Sedikit kelainan dalam air mani serta penurunan kualitas secara stabil sudah terjadi semenjak musim semi.
World Health Organization mendefinisikan lebih dari 16 juta sperma per mililiter air mani sebagai jumlah sperma yang normal.
Dari hasil pertimbangan, tubuh butuh sekitar 70 hari untuk menghasilkan sperma. Peneliti juga menemukan bahwa pria dengan produksi sperma yang normal memiliki sperma sehat pada musim dingin.
Sebagai contoh, orang-orang memproduksi sekitar 70 juta sperma per mililiter air mani selama musim dingin. Sekitar lima persen dari spermanya memiliki kecepatan berenang yang bisa meningkatkan kesempatan pasangan untuk hamil.
Sementara saat musim semi, sekitar 68 juta sperma per mililiter yang diproduksi dan hanya sekitar tiga persennya yang cepat.
Bagi pria yang produksi spermanya abnormal, menunjukkan kecenderungan lebih baik selama musim gugur dan membuat persentase terbesar sperma normal (sekitar tuhuh persen) selama musim semi.
Seperti dikutip dari Huffington Post, Rabu (13/3/2013), peneliti mengatakan, "Berdasarkan hasil penelitian kami, air mani (normal) akan tampil lebih baik di musim dingin. Karena pasangan dengan kasus ketidaksuburan yang berkaitan dengan jumlah sperma harus didorong untuk memilih musim semi dan musim gugur sebagai saat bercinta yang tepat."
Kepala Departemen Urologi di Ohio's Cleveland Clinic Sabanegh berpendapat bahwa dokter tidak akan menyuruh pria yang jumlah spermanya rendah menunggu hingga musim dingin atau musim semi dan mencoba mendorong pasangan agar tidak tergantung pada musim
0 komentar:
Post a Comment
Terima Kasih atas Komentar anda..