REGINA PATRICIA

REGINA PATRICIA THEYSER.

ANTHONNY WILLIAM

ANTHONNY WILLIAM THEYSER

GINA DAN AMA

GINA DAN AMA.

SENAM SEHAT - SEHAT JASMANI

AJAK ANAK-ANAK KITA UNTUK BEROLAHRAGA DAN POLA HIDUP SEHAT.

SEHAT JASMANI DAN ROHANI

SEHAT JASMANI DAN ROHANI - MEMBENTUK GENERASI MUDA YANG MAMPU BERKOMPETISI.

Sunday, December 27, 2009

Management Murah Senyum

Tidak sulit menjadi karyawan dicintai atasan, bawahan, dan rekan kerja. Jika Anda seorang pekerja sejati, Anda pasti tahu apa yang harus dilakukan agar menjadi pekerja yang dicintai semua kalangan.

Berbuat baik tidak semudah berbuat jahat. Menurut Floriberta Aning S, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi karyawan familiar, disayangi semua kalangan. Pertama, bersosialisasi. Walau ada anggapan berbicara dengan rekan kantor hanya membuang-buang waktu, tapi tak selamanya komunikasi menjadi tindakan yang tidak berfaedah. Untuk pendekatan diri dengan lingkungan kantor, berbicara dengan rekan kerja sangat perlu dilakukan.

Menebarkan senyum menunjukkan bahwa keberadaan Anda di lingkungan karja tidak hanya menyelesaikan pekerjaan dan mengejar jabatan. Jalinlah hubungan hangat dengan rekan kerja sebaik mungkin. Seandainya ada yang datang ke kantor dengan penampilan baru, tidak ada salahnya memberikan pujian. Tanamkan perhatian, bahwa Anda manusia biasa yang butuh komunikasi dengan lingkungan dan bisa berbuat salah. Bersosialisasi dengan teman kantor, akan membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman, meningkatkan produktivitas, dan memunculkan ide-ide cemerlang.

Kedua, menghargai pendapat orang lain. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan diri Anda. Sudah sepantasnya Anda mengetahui, berapa harga diri dan kemampuan yang Anda miliki. Kelebihan yang Anda miliki, akan meningkatkan harga di mata atasan dan teman. Tidak itu saja. Keberadaan Anda di lingkungan kerja sangat diharapkan semua kalangan, karena mereka butuh kemampuan yang Anda miliki. Tapi jangan meremehkan kemampuan orang lain dan egois. Jika ada teman kerja yang berbeda pendapat dengan Anda, hargailah pendapatnya. Karena orang paling senang jika pendapatnya didengar, walau pendapat itu kurang rasional. Berilah arahan dengan santun, disertai argumenargumen rasional.

Secara umum, semua atasan senang dengan bawahan bercitra positif, dan tidak suka dengan bawahan bercitra negatif. Walau mempunyai kemampuan lebih, namun citra negatif pimpinan tidak akan memberikan nilai plus karena akan mengganggu mekanisme kerja. Suasana kantor menjadi tidak nyaman. Kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh suasana dan kenyamanan kerja.

Ketiga, sportif. Pada dasarnya manusia tak luput dari kesalahan. Sudah kodrat manusia berbuat salah. Mengaku salah merupakan suatu hal yang sulit, apalagi minta maaf. Padahal mengaku salah merupakan tindakan mulia yang menaikkan dan meningkatkan harga diri. Pandangan salah, mengatakan mengaku salah akan menjerumuskan seseorang dalam limbah kehancuran dan menjatuhkan prestasi.

Untuk sementara waktu, mungkin kondisi seperti itu bisa terjadi. Namun dalam waktu panjang akan kembali menyinarkan diri. Tapi jangan tunggu atasan dan bawahan protes atas kesalahan yang telah dilakukan. Atau membahas kesalahan di dalam forum. Berbahaya, bisa menjatuhkan harga diri dan menurunkan prestasi. Berilah keyakinan pada semua orang, bahwa Anda tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Selain menjadi pelajaran untuk din sendiri, kesalahan yang Anda lakukan juga bisa menjadi pelajaran bagi semua orang yang berada di lingkaran kantor Anda.

Keempat, proaktif. Yakinkan diri bahwa Anda seorang pekerja profesional yang mampu menangani semua pennasalahan. Kemampuan mengatasi masalah yang merugikan perusahaan, adalah sikap yang ditunggu semua lapisan. Tak tanggung-tanggung, ide dan tindakan yang Anda lakukan membuahkan hasil positif, mengantarkan perusahaan pada suasana kondusif, bahkan lebih maju dari semula. Jika ini bisa dilakukan, Anda telah merevolusi diri dan perusahaan. Percayalah, Anda akan dilirik oleh perusahaan lain dan secara otomatis harga anda akan naik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Memang sulit melakukan hal seperti ini. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengerjakan pekerjaan seperti ini, yaitu orang mempunyai skill, tanggung jawab dan moralitas tinggi terhadap din clan perusahaan. Punya kemampuan tapi tak punya tanggung jawab tetap sia-sia, karena tidak bisa mengimplementasikan kemampuan. Pasalnya, tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan.

Seandainya kondisi ini terus berlangsung dalam din, secara tidak sengaja pola proaktif akan tertanam dan menjadi sikap dalam berbagai tindakan. Mengantisipasi sesuatu sebelum kerugian datang, di luar alam sadar kejelian terasah secara alami. Untuk bahan kajian, jangan lupa mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menjadikannya sebagai bahan kajian di setiap masalah.

Kelima, murah senyum. Menebar senyum pada semua orang, bukan hanya sekadar diktum agama atau budaya. Menebar senyum adalah sebuah sikap yang musti dilakukan dalam hidup. Ada dua hal yang tersimpan dalam murah senyum. Pertama, kebaikan. Manusianya benar-benar baik, dan senyum sudah menjadi bagian dari tindakan. Kedua, senyum keburukan. Senyum sekadar cover untuk menutup diri dan menarik simpati, namun pada dasamya tersimpan niat buruk.

Senyum menimbulkan daya tarik sendiri dan meluluh lantahkan kebencian rekan kerja, bawahan bahkan atasan. Oleh sebab itu, senyumlah pada semua orang, apalagi usai berbuat salah. Ciptakan murah senyum pada semua orang. Jadikan senyum bagian dari interaksi. Bisa Anda bayangkan, apa yang akan terjadi jika di suatu perusahaan, karyawannya jarang tersenyum, tapi serius, atau sibuk dengan pekerjaan dan diri masing-masing.

Keenam, komunikator. Jadilah seorang komunikator andal di setiap pertemuan. Usahakan argumen yang Anda lontarkan menjadi bahan kajian perusahaan. Sebagai komunikator Anda harus bisa memikat lawan bicara. Dibutuhlan waktu lama untuk menjadi komunikator andal. Keahlian ini bisa terbangun dengan membaca, menulis dan berdiskusi. Ketiga elemen ini sangat membantu dalam membentuk diri menjadi komunikator andal. Perlu diperhatikan juga, jangan sampai menjadi orang penguasa forum karena forum milik bersama. Walau ada argumen yang tak layak, sebagai karyawan mereka berhak bersuara memberikan sumbangan pemikiran.

Ketujuh, raja gosip. Jauhkan diri dari gosip. Basa-basi perlu namun jangan sampai membuang waktu kerja. Pasalnya akan menyulitkan diri sendiri, dan pekerjaan pun terbengkalai. Harus bisa bersikap fleksibel, tanpa menyinggung perasaan teman. Anda harus menolak ajakan untuk bergosip. Sulit tapi harus dilakukan. Mempunyai teman suka gosip memang menyenangkan. Bisa menghilangkan stres dan tertawa bebas.

Kedelapan, tegas. Sulit bertindak tegas apalagi berhubungan dengan kelangsungan kerja. Tegas pada bawahan merupakan suatu hal yang wajar. Itu sudah wewenang atasan. Yang sulit yaitu tegas pada big bos, karena ketergantungan ekonomi. Tidak sedikit karyawan yang rela melihat kejahatan big bos meraja lela di lingkungan kerja. Tidak bisa berbuat banyak, bertindak tegas akan mengancam kelangsungan kerja dan ekonomi keluarga. Ini akibat ketergantungan ekonomi karyawan yang tak merdeka.

Karenanya, jadilah karyawan yang merdeka, tidak tergantung pada gaji perusahaan semata. Gaji adalah sisi lain dan pendapatan ekonomi. Dan buatlah kantong-kantong ekonomi lain selain gaji. Salah satunya, dengan membuka usaha. ® Ajo/berbagai sumber

Tuesday, December 22, 2009

Keterlambatan

Meri senang. Atasannya yang baru kali ini sangat baik. Betul-betul baik. Dulu ketika Meri mulai bekerja di perusahaan itu, semua serba kaku. Absensi diperiksa tiap hari. Terlambat sedikit dipotong uang makan. Bahkan, kalau dihitung-hitung, bila sampai terlambat satu setengah jam lebih, maka uang makan akan habis dipotong. Memang sih, tidak ada yang terlambat sampai selama itu. Tapi tetap saja bikin hati deg-degan.

Tapi, sejak atasan yang baru ini masuk. Segala sesuatunya berubah. Meri adalah sekretaris langsung atasan ini. Atasannya yang baru ini sangat rajin. Tiap pagi selalu merupakan orang pertama yang sampai di kantor sesudah office boy.

Orangnya juga sangat baik. Tidak pernah marah-marah. Selalu bicara dengan sabar. Mula-mula semua orang berusaha masuk lebih pagi. Minggu pertama, tak seorang pun terlambat.

Tapi mulai minggu kedua, salah satu karyawan terlambat. Dia terlambat dua puluh menit. Semua orang tegang. Wah bagaimana nanti.

Ternyata bos hanya bertanya mengapa terlambat. Ketika dijawab karena macet, beliau hanya berkata agar lain kali berangkat lebih pagi. Sudah. Begitu saja. Tidak ada marah-marah. Tidak ada potongan uang makan. Wah, enak juga ya. Pelan-pelan keesokan harinya beberapa orang juga terlambat. Eh, bos juga hanya memandang mereka dan bertanya mengapa terlambat. Setelah dijawab, beliau menganjurkan agar jangan terlambat lagi. Wah tidak marah juga.

Meri mulai lebih santai dalam bekerja. Demikian juga karyawan lainnya. Meri yang dulu selalu buru-buru berangkat dari rumah, kini santai. Sekali dua kali dia terlambat, bos hanya menegur. Setelah itu, lebih aneh lagi. Pada keterlambatan keempat dan seterusnya, bos tidak lagi menegurnya. Bos akan bersikap seakan-akan tidak terjadi apa-apa. Langsung membicarakan pekerjaan. Tidak pernah lagi menanyakan mengapa terlambat.

Suatu kali, di kantor kedatangan seorang tamu. Ternyata tamu tersebut adalah karyawan di kantor tempat atasannya dulu bekerja. Di sana dia tidak betah lagi dan ingin ikut pindah ke kantor Meri. Dia cerita bahwa di sana, bosnya yang sekarang sangat galak. Karena itu dia ingin pindah kemari.

Meri menyampaikan masalah ini ke atasannya. Atasannya memang mengenali mantan karyawannya itu. Beliaupun menemui orang itu dan berbincang-bincang sebentar. Setelah itu tamu tersebut pamit. Meri pun kemudian masuk ke ruang bosnya karena dipanggil. Meri pikir, pasti orang itu diterima, karena di sini memang sedang mencari tambahan karyawan.

Ditolak
Tapi, jawaban atasannya membuatnya terheran-heran. Tidak, kata atasannya. Orang itu tidak diterima. Meri memberanikan diri bertanya ke atasannya. Mengapa orang itu tidak diterima bekerja?

Jawaban atasannya cukup panjang. "Karena dulu, di kantor yang lama, dia selalu terlambat masuk kantor. Sudah saya peringatkan beberapa kali tapi tetap saja terlambat. Berarti dia tidak menghargai saya, dia tidak menganggap perkataan saya sebagai sesuatu yang penting. Saya sudah bosan dan tidak mau lagi menegurnya. Akhirnya saya biarkan saja supaya dia sadar sendiri. Eh, bukannya sadar. Malah makin lama semakin gila keterlambatannya. Ya sudah. Saya menilai orang seperti itu tidak bisa bekerja sama dengan saya. Masa sekarang saya harus menerima dia bekerja di sini?"

Meri hanya bengong mendengar penjelasan atasannya. Beliau bicara tanpa kesan marah. Hanya kesan sedih, agak menyayangkan mengapa orang itu tidak berubah. Celaka! pikir Meri. Dia sendiri juga sekarang sering terlambat. Hatinya jadi merasa kurang enak. Rasanya jadi sungkan sendiri. Malu juga sih.

Dia merasa disindir, meskipun dia tahu atasannya tidak bermaksud begitu. Meri hanya bisa berjanji pada dirinya sendiri untuk merubah sikapnya. Dia tidak mau terlambat lagi. Dia tidak ingin mengecewakan atasannya yang sudah demikian baik.

Mulai keesokan harinya, Meri langsung datang lebih pagi. Atasannya tidak berkomentar apa-apa. Beliau memang pendiam. Tapi Meri berniat masuk pagi bukan karena ingin mencari pujian. Tapi karena dia ingin membalas kebaikan atasannya yang sudah bersikap baik.

Rekan-rekan kerja lainnya mulai bertanya-tanya kenapa Meri sekarang rajin. Meri segera menceritakan kisah tamu yang pernah melamar, tapi ditolak karena dulu sering terlambat. Keesokan harinya beberapa karyawan datang lebih pagi. Demikian juga lusanya dan seterusnya.

Jumlah karyawan yang datang terlambat semakin berkurang. Ada juga yang santai-santai saja dan tetap terlambat. Tapi kini yang menegur bukan lagi atasannya, tapi karyawan lainnya, office boy, Meri, teman-temannya sendiri. Lama kelamaan dia malu juga sih.

Perubahan tidak selalu harus dengan cara kekerasan. Do not wait for someone to tell you! You can change by yourself if you want to!

Monday, December 21, 2009

Pertemanan di Kantor, Kelebihan atau Kelemahan ???

Tak seorang pun mempertentangkan bahwa persahabatan memperkaya hidup kita. Tapi bagaimana kalau persahabatan itu tercipta di tempat kerja? Haruskah kita mencoba memisahkan antara kehidupan profesional dengan pribadi? Sebaliknya, haruskah kita mencari dan memperkuat persahabatan di kantor?

Pro dan Kontra
Persahabatan di lokasi kerja, berdampak besar pada karir. Kita jadi nyaman bekerja, mendapat banyak masukan, serta bagaimana harus bertindak. Selain itu, persahabatan akan membuat semanat bekerja bertambah - sehingga meningkatkan kreativitas dan produktivitas. Banyak manfaat dari pertemanan, tak heran bila ada perusahaan yang memberi promodi atau penghargaan karyawan favorit atas faktor ini.

Di sisi lain, persahabatan kadang membuat serba salah, dampaknya bahkan sangat berat. Terlalu banyak bergaul juga bisa menganggu produktivitas, informasi rahasia personal dan profesional bisa diterima secara negatif, selain itu, kelompok ini bisa berkembang menjadi eksklusif, negatif dan cenderung memfavoritkan seseorang.

Meski memperlihatkan kuatnya persahabatan, tapi pengelompokan akan mudah menghasilkan masalah besar. Terlebih bila menyangkut kepercayaan, misalnya bagaimana pendapat kita tentang manager, rekan kerja dan pekerjaan kita sendiri.

Kita tentu berharap mereka tak akan membocorkannya - sengaja atau tak sengaja, pada orang lain. Semuanya tergantung dari kesetiaan rekan kerja, jangan sampai informasi yang dikatakan ini terdengar oleh orang di luar kelompok kita.

Friends Forever?
Apakah pertemanan yang terjadi di kantor, berbeda dari definisi pertemanan di luar kantor? Jawabannya benar. Kerja memberikan keamanan finansial, jika diminta memilih antara pendapatan dari pertemanan, sebagian besar orang pasti akan memilih mempertahankan pekerjaannya.

Di sinilah pro kontra yang biasa terjadi di tempat kerja, kita harus bertaruk saat membuat sebuah ikatan persahabatan dengan rekan kantor. Pertemanan yang baik, akan berpengaruh positif bagi karir. Tapi bila salah memilih teman, bisa-bisa malah dipecat.

Berteman Dengan Atasan
Dapatkah atau haruskah menjadikan atasan sebagai teman? Pertemanan dengan yang selevel akan lebih mudah dibina, masalah akan terjadi bila ada yang mengawasi atau mengevaluasi orang lain. Jika hendak bersahabat dengan atasan, erkan-rekan lain pasti akan mempertanyakan motivasi kita. Dan bila atasan beramah-ramah, bisa jadi kita akan dijuluki "si anak emas."

Saat persahabatan gagal terbina
Meski banyak berdampak positif, bersahabat di tempat kerja juga mudah "terbakar api". Misalnya bila kita dipindahkan ke bagian lain atau jabatan lain, umumnya kebersamaan yang telah terbangun pelan-pelan akan memudar - begitu juga pertemanan.

Apa indikator terbaik untuk mempertahankan persahabatan, saat kita dimutasi? Berbagi pengalamanlah. Meski kebersamaan di lingkungan yang sama mempererat persahabatan, hubungan yang intens akan bisa menjaganya. Bila kita benar-benar menyukainya, apapun keadaannya, persahabatan itu akan tetap bertahan.

Sayangnya, jarang yang bisa terbuka terlalu banyak dengan rekan sekerja, hubungan yang dalam ini umumnya sulit dibentuk. Sisi baiknya, jika dua orang menjadi teman "biasa" meski di tempat kerja sekalipun, persahabatan erat ini akan membuat kita tak punya halangan apapun untuk terbuka - termasuk tempat kerja.

Berteman baik
Jadi bagaimana caranya agar terhindar dari arus berbahaya, saat kita menggalang persahabatan di tempat kerja? Saran yang bisa diberikan, adalah dengan berhati-hati terhadap kepercayaan yang diberikan pada/oleh sahabat. Waspadalah pada tipe informasi yang sifatnya rahasia, karena risiko bocornay informasi.

Jika berpikir si teman menempatkan kita atau teman lainnya, di posisi yang 'lebih baik' dari yang lain, pertanyakan hal ini. Bila perlu, mulailah mengambil jarak dari situasi yang bisa menciptakan konflik kepentingan tertentu. Cari tahu apakah perusahaan kita punya aturan pertemanan di tempat kerja, dan taatilah

Tuesday, December 15, 2009

Evaluasi Karir, Bertahan atau Keluar """"

Menguji, mengevaluasi karioer termasuk membuat resolusi karier, seharusnya mencakup keseluruhan apa yang telah dijalani dan apa saja yang sekiranya akan dilakukan nanti. Simak metodenya.

Setiap tahun baru datang Anda selalu membuat resolusi kerja dengan tujuan untuk meningkatkan karier. Sayangnya, kadang resolusi yang nda buat hanya menyangkut satu atau dua aspek saja. Padahal resolusi semestinya merupakan cara untuk menguji dan mengevaluasi profesionalitas Anda secara keseluruhan, termasuk menganalisa situasi pekerjaan yang sedang dihadapi, peluang karier di tempat yang lebih menjanjikan, meningkatkan kemampuan profesional serta berbagai keahlian personal yang sebaiknya Anda miliki. Tujuan dari ini semua adalah untuk lebih meningkatkan nilai "jual" atas keahlian yang Anda miliki.

Sebelum Anda menetapkan untuk melakukan berbagai perubahan karier, pertimbangkan beberapa faktor berikut:
  1. b>Peluang Peningkatan Karier
    • keahilan apa saja yang Anda butuhkan dalam berkarier? Apakah kemampuan Anda sudah mengalami peningkatan, jalan di tempat, atau malah menurun dari tahun sebelumnya?
    • Bagaimana gaji dan tunjangan yang Anda dapatkan selama ini dibanding dengan gaji yang diberikan oleh perusahaan lain yang setingkat dengan perusahaan Anda?
    • pa Anda terus meningkatkan keahlian dan pengetahuan profesional?
    • Apakah selama ini Anda terus menjalin jaringan dengan orang lain di bidang atau wilayah kerja Anda?
    • Sudah berapa lama Anda bergelut di bidang ini dan seberapa banyak pengalaman yang Anda dapat? Apakah selama ini atasan memandang rendah pengalaman yang Anda miliki atau sebaliknya mengakui pekerjaan yang Anda tangani sesuai dengan pengalaman dan keahlian Anda? Apakah Anda orang lama atau termasuk orang baru di perusahaan itu?
    • Apakah Anda terlalu sering berpindah-pindah kerja? Apakah Anda tak takut dijuluki sebagai "kutu loncat"?


    Para profesional yang punya keahlian dan kemampuan akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan baru. Karena itu fokuskan diri, tingkatkan kemampuan, dan perluas pengetahuan. Jangan lupa pula untuk memelihara jejaring sebab akan lebih memudahkan menemukan peluang karier baru. Ini hanya memungkinkan bila Anda banyak dikenali orang.

  2. Memprediksi Situasi Perusahaan
    • Apakah bergabung dengan perusahaan tempat kerja Anda sekarang memberikan keuntungan, bagaimana dengan kelanjutan karier selanjutnya?
    • Apakah perusahaan tempat Anda bekerja tengah mengalami kemajuan atau justru sedang mundur? Apakah ada gosip yang mengabarkan bahwa perusahaan sedang melakukan penghematan, pengurangan tenaga kerja, atau kesulitan keuangan?
    • Apakah permintaan atas produk perusahaan sedang menanjak atau justru malah anjlok?
    • Apakah pemasaran produk semakin meluas atau sedang mengalami hambatan? Apakah kompetitor terlihat jauh lebih maju dari petusahaan di mana Anda bekerja?
    • Apakah perusahaan tempat Anda bekerja tengah melakukan berbagai inovasi, lama tak ada perubahan, atau semakin memburuk dari kompetitor? Apakah semua karyawan melakukan tugasnya dengan semangat, ketakutan atau berjalan di tempat?
    • Apakah perusahaan Anda terus memperbaharui pengadaan berbagai alat kantor sesuai kemajuan teknologi, atau selama ini karyawan bekerja dengn teknologi standar yang pas-pasan?
    • Apa perusahaan memiliki rencana dan strategi? Apakah perusahaan juga mempunyai kebijakan tentang peningkatan karier bagi para karyawannya?
    • Aoakah perusahaan telah memberikan kompensasi yang sesuai dengan pekerjaan yang telah Anda lakukan selama ini? Apakah gaji Anda sudah sesuai dengan rata-rata gaji di perusahaan lain? Atau malah selama bertahun-tahun Anda tak pernah mendapat kenaikan gaji bahkan bonus? Apakah gaji Anda sering telat dibayarkan?


        Sebagai seorang karyawan Anda tetap harus tetap berpikir secara fleksibel dan realistis dengan kondisi perusahaan. Anda juga mesti mampu memandang kondisi saat ini dan yang akan datang. Terus tingkatkan kemampuan termasuk dengan teknologi terbaru karena akan sangat membantu meningkatkan reputasi di bidang yang Anda geluti. Namun bila beberapa pertanyaan di atas ternyata lebih banyak sisi negatifnya, ada baiknya bersiap diri untuk keluar secepatnya.

      • Tingkatkan Profesionalitas
        • Apakah pekerjaan Anda saat ini sudah sesuai dengan kemampuan dan bakat yang Anda miliki?
        • Apakah Anda sering mendapatkan pengetahuan baru selama bekerja di perusahaan ini?
        • Apakah tugas dan tanggungjawab Anda semakin meningkat, stagnan, atau malah banyak dikurangi?
        • Bagaimana hubungan Anda dengan atasan dan rekan kerja yang lain?
        • Apakah atasan sering meminta pendapat dan masukan itu dari Anda dan apakah sebagian besar pendapat itu diterima?
        • Apakah Anda punya pengaruh besar di perusahaan dan apakah perusahaan diuntungkan dengan pekerjaan Anda tersebut?
        • Apakah jabatan yang Anda miliki saat ini lebih baik dari jabatan di tempat kerja sebelumnya? Meningkat, tidak berubah, atau sebenarnya jauh lebih rendah dari yang diharapkan?
        • Apakah Anda telah berusaha meningkatkan kualitas kerja? Apakah Anda mendapatkan tanggung jawab dan peran baru dibanding sebelumnya? Diberi tanggung jawab untuk memimpin sebuah tim kerja, atau dipindahkan ke departemen lain? Apakah selama ini Anda tetap bisa bekerja paruh waktu atau mendapatkan jam kerja fleksibel dari perusahaan?
        • Apakah keahlian paling spesifik yang sangat diperlukan perusahaan saat ini? Apakah perusahaan kerap menambah karyawan baru atau sebaliknya, melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Apakah banyak karyawan yang mengundurkan diri dalam jangka waktu dekat, apakah perusahaan keap memberikan tugas ganda pada karyawan?


        Bila jawabannya lebih banyak mengecewakan, setidaknya itu harus menjadi bahan renungan bagi Anda. Kesalahan yang paling sering dilakukan para profesional adalah tidak pernah membicarakan persoalan yang dimiliki dengan atasan, atau mencari tahu apakah masih ada peluang untuk berkembang di perusahaan itu sebelum memutsukan angkat kaki. Bila perusahaan memang masih mampu memberi peluang peningkatan karier, mengundurkan diri sebaiknya dijadikan solusi terakhir.

      • Aset Pribadi Paling Berharga

          li>Apakah pekerjaan yang Anda lakukan kerap menguras waktu pribadi, misalnya mengurangi intensitas hubungan dengan keluarga, pasangan atau waktu sosialisasi dan berganti dengan orang lain?

        • Apakah Anda puas dengan hasil kerja atau selalu merasa berat dan malas untuk bekerja?
        • Apakah atasan telah mengenali dan menggunakan keahlian terbaik Anda?
        • pakah selama ini Anda kerap berpikir untuk mengerjakan hal lain, mengganti karier, pindah jabatan, bekerja di perusahaan yang lebih kecil atau peran yang jauh lebih ringan dari saat ini?
        • Apakah bekerja di tempat lain hanya sekadar pindah semata bagi Anda? Lalu apakah keputusan ini akan berpengaruh pada anggota keluarga Anda lainnya?



Sebelum pindah kerja ada baiknya memikirkan dulu pertanyaan-pertanyaan itu. Bagi yang merasa pekerjaan saat ini masih menjanjikan dan mendapat penghargaan dari perusahaan, tentunya akan lebih menjawab secara positif dan optimis. Sedang bagi yang jawabannya kurang bagus segera bicarakan hal itu pada atasan.

Bila memang jawabannya ternyata tidak memuaskan berarti peluang Anda untuk sukses di perusahaan itu sangat kecil. Langkah terbaik adalah melihat kemungkinan untuk melangkah ke tempat yang lebih baik dan menjanjikan. Yakinkanlah bahwa banyak kesempatan emas menanti Anda di luar sana.

Meski begitu, hindari keluar secara tergesa-gesa. Karena biasanya banyak karyawan yang akhirnya menyesali keputusannya saat pindah ke tempat lain. Sikap berhati-hati dan penuh pertimbangan sangat diperlukan saat membuat keputusan. Benar, rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau, tapi jangan sampai Anda terperosok ke dalam lubang yang tak terlihat yang bisa merugikan Anda

Monday, December 14, 2009

Evalusia Karir Demi Masa Depan """"

Pergunakan waktu luang di saat libur akhir tahun untuk mengevaluasi karir, demi kesuksesan di masa depan. Libur akhir tahun tiba. Anda dan keluarga pun merencanakan liburan menyambutnya. Hasil kerja keras selama setahun memang patut disyukuri. Namun di luar acara liburan tersebut, pernahkah Anda berusaha untuk mengevaluasi karir?

Pernahkah pula Anda berpikir bahwa selama setahun ini mungkin begitu banyak kesempatan dan peluang karir yang telah tersia-siakan? Memasuki tahun baru, ada baiknya Anda juga menggunakan sedikit waktu luang untuk mengevaluasi apa saja yang telah Anda kerjakan dan dapatkan selama ini.

Tapi, mengapa harus akhir tahun? Ya, masalahnya di bulan-bulan sebelumnya Anda telah banyak memfokuskan diri dengan berbagai tugas. Sehingga inilah waktu yang tepat untuk melihat ke depan. Lalu kira-kira apa saja yang perlu dievaluasi? Berikut ini adalah gambaran yang dapat membantu Anda mempersiapkan diri menghadapi berbagai kemungkinan perubahan karir:

  1. JALIN HUBUNGAN DAN TERUS CARI RELASI BARU
    Saat hendak mencari kesempatan berkarir di tempat lain orang kerap mengandalkan relasi yang mungkin bisa membantu, memperkenalkan atau sekadar memberikan informasi. Oleh karena itu, saat Anda masih bekerja di tempat lama, teruslah menambah dan mengembangkan relasi.

    Luangkan waktu selama beberapa menit hanya untuk mengatakan "apa kabar" pada relasi yang Anda milikimeskipun hanya lewat e-mail. Anda juga bisa mengirimkan berbagai artikel yang mungkin menarik bagi relasi. Jika ada kesempatan, jangan lupa menanyakan kabar mereka dan sesekali ajaklah bertemu di sebuah tempat untuk sekadar ngopi bareng, misalnya. Sehingga saat membutuhkan, setidaknya Anda sudah memiliki hubungan baik dengan mereka.

  2. CARI PELUANG UNTUK MAJU DI TEMPAT KERJA
    Sebelum memutuskan mencari peluang di tempat lain, cari tahu apakah ada kesempatan atau peluang untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi di tempatAnda kerja saat ini. Caranya, Anda bisa sekadar bertanya atau mencari tahu saat makan siang bersama dengan atasan. Bila ingin mendapatkan kesempatan itu mintalah juga saran dan masukan darinya. Mungkin saja suatu hari nanti Anda mendapatkan tugas yang memungkinkan untuk bisa memperlihatkan kemampuan dan inisiatif yang Anda miliki.

  3. MAINKAN "POLITIK" KANTOR
    Untuk meningkatkan karir, salah satu caranya Anda bisa berinisiatif untuk mengakomodir keinginan karyawan pada perusahaan. Sangat mudah untuk mengetahui apa keinginan rekan kerja. Gunakan kesempatan ini untuk mempererat hubungan dengan rekanrekan sekantor, pujilah rekan yang berprestasi, terutama atas pekerjaannya yang berhubungan dengan Anda. Hadirilah berbagai kegiatan kantor, meski Anda tak tahu siapa saja yang akan hadir di sana.

  4. TERUS PERBARUI PENGETAHUAN
    Liburan adalah waktu yang tepat untuk meningkatkan pengetahuan, terutama pada bidang yang Anda geluti. Pelajari tentang siapa dan apa saja yang bisa memberi peluang untuk mendapatkan pekerjaan barn dan karir yang lebih baik lagi. Ikuti berbagai seminar, organisasi, atau milis yang memungkinkan Anda mendapatkan informasi terkini secara cepat. Bila perlu, bacalah majalah, buku-buku, atau menelepon beberapa teman, meski Anda belum pernah bertemu dengannya.

  5. TINGKATKAN KEAHLIAN
    Bila ingin meningkatkan karir ke jenjang yang lebih tinggi berarti Anda juga harus meningkatkan keahlian. Anda, misalnya, bisa memanfaatkan waktu liburan dengan mengambil kursus, pelatihan, maupun seminar singkat. Akan lebih bagus dan menguntungkan lagi bila kegiatan itu juga menyediakan sertifikat.

  6. TERBUKALAH DENGAN SEGALA SARAN, INFORMASI, MAUPUN KRITIKAN
    Di saat-saat sibuk, Anda kerap membatasi segala hal, menganggapnya biasa atau bahkan mengganggapnya tak penting. Mungkin saat inilah waktunya bagi Anda untuk bisa berkata "ya" pada berbagai hal yang kerap Anda tolak itu. Hadiri berbagai acara yang selama ini enggan Anda datangi. Dengar berbagai kritikan yang biasanya Anda abaikan. Dari sini, Anda menemukan ide atau terobosan baru bagi karir walau sebelumnya mungkin tak bernilai di mata Anda.

  7. CARILAH PEMBIMBING ATAU MEMBIMBING ORANG LAIN
    Memiliki pembimbing (mentor) bisa sangat memudahkan kerja Anda. Beberapa kali pertemuan cukup untuk mendapat saran dan pandangan terbaik darinya. Di sisi lain, jangan menolak bila ada yang memintaAnda menjadi pembimbing orang lain. Menolong orang lain adalah cara terbaik bagi Anda untuk meningkatkan kemampuan. Energi dan antusiasme yang Anda berikan saat berinteraksi dengan orang lain mungkin dapat membantu menyegarkan wawasan tentang pekerjaan dan karir.

  8. CARILAH WAKTU UNTUK DIRT SENDIRI
    Memang mudah mempergunakan waktu liburan akhir tahun dengan berbagai kegiatan dan aktivitas yang bermanfaat. Meski begitu, tetap pergunakan beberapa waktu luang untuk diri sendiri sehingga liburan dan karir tetap bisa sejalan.

Tuesday, December 8, 2009

Menjadi pekerja atau pebisnis?


Kebanyakan orang cenderung memilih menjadi pebisnis daripada orang gajian. Realitanya, tidak mudah jadi pengusaha. Karyawan juga bisa kena tegur secara halus sampai mendapat surat peringatan yang lebih keras dari perusahaan jika keasyikan berbisnis di tempat kerja.

Banyak orang tidak mempunyai pengalaman dalam berbisnis dan memiliki sedikit tabungan. Apa pun yang terjadi mereka tidak ingin mengambil risiko pada tabungan itu, khususnya pada masa-masa sulit. Mereka lebih suka menjadi seorang karyawan selama bisa bekerja dan membawa pulang gaji tiap akhir bulan.

Tentu saja selalu ada risiko dipecat setiap saat, tetapi akan selalu ada pekerjaan lain. Mereka punya uang ekstra tersimpan di bank yang khusus untuk kondisi darurat.

Pertanyaannya adalah berapa lama kita bisa bekerja? Berapa lama kita bisa mencari pekerjaan lain? Saya rasa ini adalah risiko menjadi karyawan. Lagi pula berapa lama kita bisa hidup dari kita 'uang ekstra' sampai kita berhasil mendapatkan pekerjaan kembali?

Mencoba mulai berbisnis memang benar-benar riskan. Anda tidak tahu apakah akan berhasil atau tidak. Tidak seperti jika Anda bekerja, Anda yakin bahwa selalu ada uang yang bisa diperoleh.

Kadang-kadang berpikir menjadi seorang pengusaha adalah ide yang baik, tetapi kadang-kadang juga tidak. Tentu saja Anda akan mendapatkan keuntungan kecil pada awal bisnis Anda sendiri dan dengan risiko tak terduga pada masa depan. Akan tetapi, kita masih memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha tersebut.

Hanya saja kesempatannya akan menjadi 50% sukses: 50% gagal. Sebaliknya menjadi karyawan bergaji setiap bulan, tetapi masih memiliki risiko untuk dipecat. Yang terbaik adalah menyadari bahwa selalu ada tantangan dari sebuah pilihan, baik menjadi pebisnis maupun karyawan.

Nah, dalam perencanaan keuangan bahkan tidak pernah mensyaratkan apa profesi seseorang. Sebab, bukan berapa yang Anda hasilkan tetapi berapa yang Anda simpan dan terus dikembangkan.

Jadi karyawan atau pebisnis, atlet atau artis, petani atau nelayan, ilmuwan atau pedagang? Apa pun yang Anda pilih tidak masalah. Selama Anda meyakini pilihan dan bahagia. Masalah keuangan yang timbul setelah itu? Bisa diatur.

Maraton atau sprinter

Hampir bisa dipastikan bahwa tidak semua orang lahir dengan mewarisi harta yang tidak akan habis tujuh turunan. Orang membutuhkan kenyamanan sepanjang hidupnya.

Akibatnya, orang menjadi cenderung pada keberlangsungan penghasilan yang stabil dan kontinu, pertumbuhan penghasilan yang meningkat, dan tersedianya fasilitas pendukung kesejahteraan hidup.

Kondisi yang kondusif ini sangat diperlukan agar seseorang bisa konsentrasi dalam bekerja, dan kontrak kerja kekaryawanan memungkinkan seseorang untuk memiliki ketiga syarat tersebut di atas. Pertama, penghasilan yang diterima rutin bulanan membuat seseorang merasakan kepastian.

Kedua, setiap tahun perusahaan juga meningkatkan gaji karyawan mengikuti inflasi, bahkan bisa lebih tinggi lagi bergantung pada prestasi kerjanya. Ketiga, fasilitas kesejahteraan karyawan diberikan untuk mengcover biaya tak terduga dan dana hari tua. Secara alamiah orang mendambakan hidup yang aman.

Kebanyakan orang lebih memilih kepastian datangnya gaji daripada potensi bisnis yang belum pasti. Hanya saja di balik ketidakpastian inilah tersembunyi keuntungan besar.

Menjadi karyawan bukan ide buruk, terkutuk karena bergantung pada gaji dan identik dengan hidup pas-pasan. Dengan perencanaan keuangan yang baik, karyawan bisa menjadi kaya secara perlahan, slowly and steadily. Ibarat lari maraton, jangan ngebut, jaga kecepatan, atur napas, dan jangan berhenti sebelum mencapai finis.

Adapun pebisnis seperti pelari jarak pendek atau sprinter, mereka memilih berada di jalur cepat, fast track. Kompetisinya amat sangat ketat dan mereka harus berlari sekencang-kencangnya. Jarak yang panjang pada maraton dimampatkan, makanya mereka bisa mencapai finis jauh lebih cepat.

Perencanaan keuangan yang dilakukan pun jauh lebih rumit, meliputi keuangan pribadi juga bisnis. Kombinasi keduanya menghasilkan percepatan yang membuat pebisnis lebih cepat kaya dibandingkan dengan karyawan.

Jadi, jika Anda memiliki tujuan keuangan, menjadi karyawan atau pebisnis adalah cara dan sarana bagaimana mencapai tujuan keuangan. Ini seperti memilih mana yang lebih baik antara obligasi dan saham. Pilihlah sesuai tujuan keuangan Anda.

Sebaiknya tidak mudah termakan jargon-jargon bisnis modal nekat. Berutang dengan bunga tinggi untuk modal awal usaha, mengundurkan diri dari pekerjaan tanpa bekal uang dan latah membuka bisnis apa pun yang sedang tren. Bahkan, jika Anda masih lajang tanpa tanggungan sekalipun, pikirkan berapa banyak waktu yang Anda buang jika nekat berbisnis tanpa persiapan.

Tak sedikit kisah para karyawan yang coba-coba membuka bisnis , mengeluarkan modal dan merugi. Tak jarang yang berhenti dari pekerjaannya mencoba berbisnis dan gagal dan kembali mencari pekerjaan. Kenapa tidak bertransisi secara perlahan, dari karyawan menjadi pebisnis jika memang itu yang Anda mau.

Ketika Anda memutuskan untuk bertransisi, Anda juga harus mengubah persepsi dan cara kerja. Berikut beberapa tipnya :

# Jangan bahayakan keluarga Anda. Bisnis itu memang milik Anda, tetapi tidak berarti seluruh keluarga juga harus menanggung risikonya. Bentuk modal terpisah untuk bisnis terpisah dari dana pendidikan anak dan dan pensiun.

# Prioritas. Anda sudah memilih apa yang Anda inginkan, berbisnis. Sekarang saatnya melakukan apa yang harus Anda lakukan. Begitu banyak yang harus Anda kerjakan , terlalu sedikit waktu. Anda tidak mungkin bisa menyelesaikannya semua, buat prioritas.

# Mengetahui apa yang Anda lakukan. Lakukan apa yang Anda ketahui.

Lakukan apa yang Anda cintai. Bisnis yang dibangun dengan kekuatan dan bakat Anda akan memiliki kesempatan lebih besar untuk sukses. Jika hati Anda tidak di dalamnya, Anda tidak akan berhasil. Kelilingi juga diri Anda dengan lingkungan dan mentor yang akan membimbing Anda untuk menjadi pebisnis yang sukses. .

# Hemat. Tak seorang pun akan menghamburkan uang untuk Anda, jadi lupakan tentang kantor mewah, meeting di kafe dan kartu kredit. Awasi pemakaian setiap rupiah dari uang perusahaan. Jangan boros. Pertahankan biaya overhead yang rendah dan kelola arus kas secara efektif. Temukan cara untuk membuktikan model bisnis Anda dengan sedikit uang anggaran. Jika konsep ini berhasil, peluang Anda untuk mengumpulkan modal dari investor akan secara dramatis meningkatkan.

# Belajar dari kesalahan. Tidak ada buku bisnis atau rencana bisnis dapat memprediksi masa depan atau sepenuhnya mempersiapkan Anda untuk menjadi seorang pengusaha sukses. Membuat perencanaan bisnis itu penting, tetapi jangan menghabiskan waktu bertahun-tahun menunggu untuk mengeksekusi. Anda akan menjadi pengusaha saat diuji dengan berbagai persoalan. Hal penting yang dapat Anda lakukan adalah belajar dari kesalahan dan tidak pernah membuat kesalahan yang sama dua kali.

Sumber: Bisnis Indonesia

Monday, December 7, 2009

Tips sebelum Pindah Kerja

Terkadang kita merasa jenuh dan tidak puas dengan pekerjaan yang kita jalani sekarang dan berpikir saatnyalah untuk mencari pekerjaan yang baru. Beragam alasan yang melatari timbulnya kejenuhan dan memuncaknya rasa ketidakpuasan ini, misalnya rutinitas kerja atau barangkali kompensasi yang dianggap tidak seimbang dengan tanggung jawabnya. Bisa juga karena situasi kerja yang kurang nyaman, karena ketidakharmonisan. Mungkin pula karena menganggap prospek perusahan sekarang kurang bagus atau bahkan karena job security yang berada di titik nadir.

Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum kita memutuskan untuk berpindah karir atau pekerjaan. Pertimbangan-pertimbangan ini sangat diperlukan karena pindah kerja memiliki risiko. Risiko-risiko ini bila tidak diperhitungkan dengan hati-hati dapat berpotensi menghambat atau bahkan menghancurkan bukan hanya karir dalam pekerjaan kita tetapi juga berpengaruh terhadap kehidupan pribadi kita.

Lalu hal-hal apa saja yang hares dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk pindah kepada pekerjaan dan karir yang baru? Ada beberapa hal yang hares dipertimbangkan masak-masak.

Tentu yang paling utama adalah pemahaman terhadap diri sendiri. Ini menyangkut segala aspek mengenai din sendiri, seperti latar belakang kehidupan pribadi, pendidikan, minat, bakat, karakter, nilai-nilai dan keyakinan pribadi. Pikirkan dan pahamilah secara benar hal-hal di atas. Tentukanlah hal-hal apa saja yang membuat kita merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang kita jalani sekarang. Kesalahan atau bahkan ketidakmampuan untuk memahami diri sendiri dan pekerjaan yang kita tekuni pada saat ini dapat mengakibatkan kesalahan dalam mengambil keputusan untuk berhenti dan pekerjaan sekarang dan juga pada saat memilih pekerjaan dan karir yang baru.

Selanjutnya hal ini akan menyebabkan yang bersangkutan menemui berbagai kendala dan perasaan tidak nyaman dalam menjalankan pekerjaan karena menekuni pekerjaan yang tidak sesuai dengan dirinya.

Berikutnya seberapa jauh kita memahami segala hal mengenai jenis pekerjaan yang diminati dan perusahaan yang akan dimasuki. Misalnya tugas-tugas apa saja yang akan harus dilakukan untuk satu pekerjaan tertentu, bagaimana prospek pekerjaan tersebut di masa depan, bagaimana kompensasi rata-rata yang diperoleh dari pekerjaan tersebut dan tentu saja kesesuaian antara karakter kita dengan pekerjaan baru yang diinginkan tersebut. Informasi mengenai hal-hal ini dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti bertanya kepada orang-orang yang telah aktif dalam bidang yang diminati dan juga dari berbagai sumber bacaan seperti buku, artikel, dan Internet searching. Untuk perusahaan yang akan dimasuki, perlu dipelajari latar belakang, visi dan misi, budaya serta prospek perusahaan tersebut di masa depan.

Jangan lupakan pembelajaran. Kita perlu memperbarui pengetahuan dan keahlian yang kita miliki sekarang. Apakah pekerjaan yang kita minati untuk dimasuki memungkinkan kita untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan? Apakah perusahaan yang akan kita tuju memiliki komitmen untuk selalu meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan karyawannya? Pertimbangkan dengan baik, seberapa jauh kita dapat memperoleh kesempatan untuk melakukan pembelajaran, karena dalam situasi yang kompetitif kita harus selalu mengisi ulang pengetahuan kita.

Sesuatu yang tak boleh terlewatkan adalah networking. Networking menduduki peran yang penting bagi pencari kerja. Keluasan networking akan memudahkan kita memperoleh aneka informasi. Banyak dari lowongan pekerjaan tidak dimuat dalam iklan di media cetak, karena alasan biaya atau justru karena alasan urgent. Sekarang sudah sangat jamak orang berpindah-pindah kerja. Ketika seseorang meninggalkan posisinya, biasanya perusahaan hanya punya waktu sekitar satu bulan. Nah, dalam situasi ini informasi dari network yang kita punyai tentu sangat membantu untuk mengakses berbagai peluang karir.

Terakhir pengalaman. Orang yang memiliki pengalaman kerja yang belum terlalu banyak perlu memiliki pertimbangan yang lebih cermat bila ingin melakukan perpindahan kerja atau karir. Karena perusahaan cenderung lebih menginginkan karyawan yang telah memiliki pengalaman sebelumnya meskipun sebenarnya pengalaman kerja bukanlah satu-satunya faktor yang menentukan kesuksesan seseorang dalam pekerjaan.

Juga perlu diperhatikan jenis pengalaman kerja yang selama ini dimiliki dan relevansinya dengan pekerjaan yang diminati, serta alasan kepindahan dari pekerjaan sebelumnya. Perpindahan kerja atau karir yang diinginkan harus disertai dengan alasan yang kuat dan tidak menimbulkan kesan negatif. Perusahaan yang akan mempekerjakan karyawan yang pindah dari pekerjaan sebelumnya pastilah ingin mengetahui mengapa orang pindah ke perusahaan mereka.

Kadang-kadang akibat memuncaknya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang, kita memutuskan untuk meninggalkannya meskipun harus menanggung risiko. Bila hal ini harus terjadi dan kita tidak mempunyai pilihan lain, Perri Capell memberikan tips untuk meminimalkan risiko.

Pertama, membangun pengetahuan dan keahlian dasar yang dapat ditransfer atau diaplikasikan pada pekerjaan lain dari berbagai industri.

Kedua, kembali ke sekolah. Ini dapat membantu kita memasuki bidang baru yang memerlukan pendidikan khusus yang berbeda dengan latar belakang pendidikan sebelumnya.

Ketiga, mulailah karir yang bersifat paralel, yaitu membangun karir lain di mana pada saat yang sama kita tetap menjalankan profesi utama yang sedang kita tekuni. Tetapi bila kita hendak menjalankan hal ini, kita hares tetap berusaha agar karir baru kita tidak mengganggu profesi utama kita.

Keempat, melakukan perpindahan internal. Jika kita masih senang bekerja di perusahaan yang sekarang meskipun kita merasa tidak nyaman dengan pekerjaan yang sedang kita tekuni, pertimbangkan perpindahan karir yang memungkinkan arah baru dalam perjalanan karir kita.

Kelima, jika kita memang benar-benar sepenuhnya ingin meninggalkan perusahaan tempat kita bekerja sekarang, sedangkan empat altematif yang disebutkan di atas tidak mungkin kita lakukan, maka kita harus mulai bekerja keras mencari pekerjaan baru sambil menanggung risiko yang ditimbulkan akibat tiadanya pekerjaan. (*)

Sunday, December 6, 2009

Tips Menghadapi Rekan Kerja bermuka Dua

Setiap orang pasti memiliki keinginan, cita-cita, tujuan atau impian. Ada yang berusaha keras untuk mencapainya, ada juga yang malas-malasan. Kalau berhasil lumayan, namun kalau gagal ya tak masalah. Ada orang yang bekerja dengan jujur dan berpegang pada prinsip hidup tertentu, ada juga yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Jenis orang yang memiliki kecenderungan menghalalkan segala cara ini ternyata cukup banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Suatu hari Alia diterima menjadi sales manager di suatu perusahaan ekspor alat-alat kantor. Dia diterima oleh pemilik perusahaan tersebut, dan kemudian mengenalkannya kepada karyawan lain. Di sana ada seorang karyawan pria, sales supervisor, yang sudah bekerja selama 9 tahun di perusahaan itu. Pria ini tentu saja merasa tidak suka pada manajer wanita baru ini. Ia merasa seharusnya ialah yang diangkat menjadi sales manager, bukan orang luar yang baru saja bergabung.

Kemudian ia berusaha dengan segala cara, termasuk mendekati istri pemilik perusahaan, dan mempengaruhinya agar membenci manajer baru ini. Akhirnya memang manajer baru ini tidak betah dan mengundurkan diri.

Tapi apakah dengan demikian si sales supervisor ini lalu bisa langsung menjadi sales manager? Tidak juga, karena memang si pemilik menilai bahwa ia belum mampu menduduki jabatan tersebut.

Memang, di setiap perusahaan ada saja orang-orang yang tingkah lakunya kurang sesuai dengan etos kerja profesional. Bila seseorang tidak suka dengan orang lain, ia lalu mencari cara agar orang lain juga tidak menyukai orang tersebut. Seperti yang dilakukan si sales supervisor dengan mempengaruhi isteri pemilik perusahaan agar tidak menyukai manajer baru tersebut. Tentu saja ia berharap apabila istri bos sudah tidak suka, maka bosnya pasti akan terpengaruh juga oleh istrinya. Nah, kalau bosnya sudah tidak suka juga, berarti jalan menuju sukses sudah ada di tangannya.

Bukankah paling enak mencari kesalahan orang lain? Gampang sekali memang. Yang namanya manusia, siapa yang tidak pernah berbuat salah? Maka semua kesalahan yang diperbuat si sales manager baru ini langsung dilaporkan ke atasan oleh orang yang tak menyukainya, tentunya setelah ditambah berbagai bumbu lain agar lebih seru. Belum lagi kalau ada pengaruh dari teman-teman lainnya, sehingga mereka ikut berlomba-lomba menjadi tukang lapor.

Di lain pihak, si sales supervisor merasa bahwa ia hanya melakukan hal yang wajar. Bukankah kalau ada kesalahan yang terjadi, bos harus tahu? Jadi ia menghalalkan tindakannya dengan menganggap dirinya justru membantu bos dan perusahaan. Dia malah merasa berjasa bagi perusahaan.

Tapi, apa sebenarnya yang harus dilakukan? Apakah tidak boleh melapor kepada atasan apabila terjadi suatu kesalahan? Bagaimana kalau ada teman yang curang? Apakah harus lapor, atau demi melindungi teman, sebaiknya diam saja? Atau siapapun yang berbuat kesalahan, wajib dilaporkan ke atasan?

Sebenarnya kita perlu melihat dulu arti 'melapor' dan 'mengadu' Apa perbedaannya? Orang sering berdalih bahwa ia hanya lapor ke atasan, masa tidak boleh? Padahal yang dilakukannya bukan melapor, tetapi mengadu.

Melapor berarti menyampaikan berita mengenai fakta yang terjadi. Dalam laporan tidak terdapat maksud tersembunyi untuk menjatuhkan orang lain, fitnah, atau ingin membuat orang lain tidak disukai. Tidak ada unsur negatif atau maksud jelek lainnya. Laporan harus sesuai kenyataan, apa adanya saja.

Berbeda dengan mengadu. Mengadu mengandung unsur kurang baik. Biasanya seorang anak kecil mengadu pada orangtuanya dengan harapan agar orang tua bertindak untuk membelanya dan menghukum anak lain yang dianggapnya bersalah. Jadi dalam mengadu, didapati unsur ingin merugikan orang lain. Sama halnya apabila di perusahaan ada rekan kerja yang ingin agar bos tidak menyukai seseorang, maka ia dapat mengadu dan menceritakan segala kejelekan orang tersebut, terlepas dari benar tidaknya pengaduan itu.

Di sebuah perusahaan, ada seorang general manager yang baru masuk, ternyata tidak disukai oleh direktur, marketing manager dan finance managernya. Mengapa? Dia diberi jabatan itu oleh pemilik perusahaan, sehingga yang lain merasa iri. Selain iri, mereka juga merasa tidak aman lagi, takut posisinya terganggu, takut ada orang lain yang lebih dipercaya, takut ada orang lain yang menemukan kekurangan mereka. Maka rajinlah mereka setiap saat mengadu kepada bos tentang kekurangan orang baru ini. Tapi untunglah bos ini bijaksana dan berkepribadian kuat, tidak gampang terpengaruh omongan orang lain. Ia tidak termakan oleh hasutan orang lain. Ia memiliki penilaian sendiri, sehingga usaha mereka gagal. General manager ini tidak dipecat, malah ia semakin dipercaya karena bos melihat hasil kerjanya yang nyata.

Apa yang harus dilakukan apabila salah seorang rekan kerja memiliki penyakit sebagai tukang mengadu semacam ini? Biasanya orang seperti ini bersifat arogan, ia akan sering menonjolkan kelebihannya, terlepas dari apakah semua itu benar atau salah. Orang-orang ini sebenarnya kurang memiliki rasa percaya diri, mereka merasa tidak aman dan terancam. Mereka tidak percaya pada kekuatan diri sendiri. Akibatnya apabila mereka bertemu orang lain yang dianggapnya lebih hebat, mereka akan merasa khawatir kedudukannya bakal digeser, khawatir kalah reputasi dan prestasi serta kalah dalam persaingan, khawatir kalah populer, dan sebagainya.

Kekhawatiran semacam itu memang bisa dibilang wajar, tapi sebenarnya dapat dihindari dan diobati. Apabila ia mau belajar terus, meningkatkan potensi dirinya, kemampuan kerjanya, efektifitas komunikasinya, maka ia akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Selain itu ia juga akan mengalami peningkatan rasa percaya diri. Kepercayaan diri ini akan menyingkirkan segala perasaan khawatir dan tidak aman tadi. Ia tidak lagi merasa terancam karena ia yakin akan kelebihan dan kemampuannya sendiri.

Orang yang selalu merasa tidak aman biasanya adalah orang yang pada dasarnya memiliki perasaan rendah diri. Untuk menutupi kekurangannya ia akan berusaha menunjukkan pada semua orang betapa hebatnya dia. Ia berusaha memperoleh pengakuan orang lain. Sayangnya cara yang ditempuh bukan cara yang profesional melainkan cara yang kurang terpuji. Bukannya belajar dan berusaha bekerja lebih baik dan meningkatkan kinerjanya, ia justeru berusaha menjatuhkan orang lain untuk menaikkan posisinya di mata bos.

Sebenarnya perlu diingat juga bahwa bos bukan orang bodoh. Dalam hati kecilnya bos pasti tahu, upaya apa yang sedang dilakukan anak buahnya ini. Bos biasanya punya naluri yang lebih tajam sebagai hasil dari pengalamannya dan hasil komunikasinya dengan banyak orang. Jangan meremehkan bos. Jangan anggap bos tidak mengerti apa-apa. Inilah kesalahan karyawan yang sering menganggap bahwa bos dapat dibohongi karena dia tidak tahu. Anggapan itu salah. Bos tahu, tapi ada yang diam saja, dan ada pula yang langsung menegur anak buahnya. Jadi kalau bos diam saja, jangan anggap dia tidak tahu.

Beberapa orang dapat belajar lebih cepat dari orang lain bukan karena mereka lebih pintar. Mungkin ada yang lebih pintar, tapi tentu tidak semua. Yang ada adalah orang yang ingin meningkatkan dirinya, atau orang-orang yang ingin tahu lebih banyak. Yang penting adalah "niat". Kalau dalam hatinya tidak ada niat untuk man belajar, maka berapapun kesempatan yang diberikan akan dilewatinya. Tapi orang yang berniat belajar, berniat meningkatkan dirinya, akan belajar dan menimba pengetahuan dan wawasan dari segala hal yang dihadapinya dalam hidup ini.

Memang si tukang ngadu ini memiliki masalah. Mungkin masalah komunikasi, masalah kurang percaya diri, masalah kurangnya kemampuan kerja dan sebagainya. Tapi apakah ia lalu memperoleh hak untuk bersikap semaunya dan menjatuhkan semua rekan kerjanya yang lain? Kalau anak kecil yang mengadu setelah berkelahi dengan saudaranya, maka hal itu bisa dimengerti. Tapi kalau orang dewasa yang sudah bekerja masih berlaku demikian, maka jelas ia menghadapi masalah dalam hal kedewasaan. Sebenarnya bukan karena ia tidak dapat berkembang, tapi ia tidak mau berkembang. Bagaimanapun ia harus berusaha untuk memperbaiki dirinya. Belajar rendah hati dan mau belajar dari orang lain.

Apa yang harus dilakukan si korban yang diadukan ke bos? Ia dapat meningkatkan kinerjanya. Tetap berfokus pada pekerjaan. Tidak perlu membiarkan kejadian ini melemahkan semangat dan motivasi kerjanya. Apabila ia berubah dan menjadi malas, maka hal itu dapat digunakan lagi untuk menyerangnya. Si tukang adu akan mengadukannya lagi. Kalau sampai bos melihat bahwa ia memang kurang bersemangat atau kinerjanya menurun, maka bos bisa bimbang dan mulai meragukan kemampuannya. Bisa-bisa bos beranggapan bahwa ia memang kurang becus.

Tapi kalau ia tetap bekerja baik, tetap bersikap profesional, maka kepercayaan orang lain terhadapnya juga meningkat.

Dalam menghadapi tukang adu seperti itu, tidak perlu emosional. Istilah gampangnya, jangan dimasukkan ke hati. Anggap enteng saja supaya tidak mengganggu kinerja diri sendiri. Ingat bahwa bos tidak bodoh. Ia bahkan lebih berpengalaman dibanding kita. Kalau kinerja terus meningkat dan semua orang melihat hasilnya, maka apapun yang dikatakan oleh si tukang adu tidak akan berpengaruh lagi.

Memang diperlukan hati yang lapang untuk dapat maju terus di tengah semak belukar yang lebat. Namun sekali kita tahu bagaimana cara melewati semak itu, maka semak berikutnya akan terasa ringan dan lebih mudah. Bukankah kata orang, semakin tinggi sebatang pohon, maka semakin keras angin yang menerpanya? Tapi jangan lupa, bahwa akarnya juga semakin kuat. Kalau tidak ingin diterpa angin, jadilah pohon kecil yang berlindung di bawah pohon besar.

Memang dalam hidup ini kita akan bertemu orang-orang yang mungkin tidak sama dengan kita atau tidak sesuai dengan harapan kita. Tapi inilah hidup. Kita tidak dapat memaksa untuk mengubah semua orang yang berbeda dengan kita, bukan? Jadi sebaiknya tetap kejar cita-cita, keinginan dan tujuan hidup kita dan jangan biarkan orang lain mengurangi semangat dan motivasi kerja pribadi. Orang seperti mereka seringkali juga bermuka dua. Dia tidak akan terang-terangan membenci kita. Malah mungkin ia akan bersikap seakan-akan ia cocok dengan kita. Ia akan bersikap akrab, baik, mau mengerti masalah kita, dan seakan bisa dipercaya.

Untuk menunjukkan bahwa ia baik, ia tak segan-segan menceritakan masalah pribadinya. Ia berani menceritakan hal-hal yang pribadi sekalipun sehingga kita merasa dipercaya. Ia yakin bahwa kita tidak akan menceritakannya pada orang lain. Sikapnya itu akan membuat kita terlena sehingga kita mulai membuka diri dan mulai menunjukkan kekurangan dan kelemahan-kelemahan kita yang nantinya akan dipakai sebagai senjata untuk menyerang balik.

Terhadap orang yang bermuka dua seperti itu, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
  1. Tidak perlu terlalu akrab dengan dia. Apabila terlalu akrab, maka ia dapat mengaku sebagai orang yang paling dekat dengan kita sehingga perkataannya dapat dipercaya. Apalagi bila orang lain melihat kita sering berdiskusi dengannya, bisa jadi orang akan lebih percaya padanya.
  2. Tidak perlu banyak bercerita padanya. Jangan terpancing dengan keramahannya, sehingga kita menceritakan kesulitan pribadi atau masalah pribadi padanya. Hal tersebut bisa digunakan untuk menyerang balik diri kita.
  3. Bersikap wajar. Tidak perlu bersikap sombong atau angkuh terhadapnya. Bersikap wajar akan membuat ia kebingungan karena tak berhasil memancing hal-hal negatif dari diri kita.
  4. Buat si tukang adu jera. Menghadap atasan terlebih sering untuk melaporkan perkembangan pekerjaan. Usahakan menghadap atasan sebelum si tukang adu menghadap. Boleh juga menegurnya di depan atasan, asal tetap tenang dan tidak emosional.
Tetap tingkatkan kinerja agar atasan melihat basil kerja yang baik. (*)

Friday, December 4, 2009

Keharusan Naik GAJI"""

Kenaikan biaya hidup harus diimbangi dengan kenaikan gaji karyawan. Tujuannya agar terjadi keseimbangan antara pendapatan dengan pengeluaran. Namun, tidak semua perusahaan mau menaikkan gaji karyawan. Kenapa hal ini sampai terjadi?

Keputusan pemerintah menaikkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) menimbulkan masalah baru, yaitu sulitnya perekonomian masyarakat. Sampai sekarang masyarakat belum merasakan dampak positif yang seimbang antara dana kompensasi BBM yang didapati, dengan kenaikan harga BBM. Yang dirasakan masyarakat sekarang adalah, dampak negatifnya lebih berat daripada dampak positifnya. Terbukti, masyarakat semakin kesulitan memenuhi kebutuhan hidup.

Pemerintah membantah, bahwa mereka sudah sukses meringankan beban ekonomi masyarakat dengan memberikan dana kompensasi BBM sebesar Rp 300.000 pertiga bulan, dan membebaskan biaya pendidikan dari Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Pertama. Tapi, satu pertanyaan yang harus dijawab oleh pemerintah: apakah uang Rp 300 ribu itu mampu membantu meringankan kebutuhan hidup masyarakat selama tiga bulan? Terus, apakah uang Rp 300 ribu tersebut bisa mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa?

Tidak bisa dipungkiri, kenaikan harga BBM mengakibatkan lambatnya pertumbuhan ekonomi, meningkatnya angka kemiskinan, angka pengangguran, ancaman PHK besar-besaran, dan melamahnya daya beli masyarakat, khususnya pekerja yang pendapatan upah minimumnya berkisar 93 % - 95 % dari kebutuhan hidup minimum (KHM).

Secara umum kenaikan harga barang dan jasa sebesar 18,56 % yang diakibatkan dari inflasi bulan Oktober 2005 sebesar 15,56 dan inflasi November - Desember 2005 prediksi Bank Indonesia sebesar 3 %. "Oleh sebab itu, pemerintah harus cepat mengambil langkah-langkah taktis, salah satunya menaikkan UMP (Upah Minimum Provinsi) dari Rp 819.100 menjadi Rp 1.200.320," ujar Indra Yana. SH, Sekretaris Jenderal ASPEK (Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia).

KEENGGANAN PENGUSAHA

Selain berdampak buruk terhadap kehidupan buruh, kenaikan harga BBM jugs berdampak negatif pada perusahaan. Biaya produksi dan distribusi semakin meningkat. Akibatnya, sebagian pengusaha enggan menaikkan upah. Jika tidak ditangani secara cepat, hal ini akan menimbulkan konflik antara pekerja dengan pengusaha. Buruh akan melakukan tuntutan baru, yang berhubungan dengan kelangsungan hidup. Sementara, perusahaan bertahan pada undang-undang tentang UMP.

"Agar tidak terjadi gejolak, harus ada perubahan undang-undang UMP. Menyesuaikan gaji dengan kondisi ekonomi. Jangan samakan antara upah sekarang dengan upah sebelum harga BBM naik," kata pria kelahiran Jambi, 21 Agustus 1970 ini.

Diakui oleh Indra, kebijakan pemerintah selalu merugikan buruh, yakni berorientasi pada upah murah. Tujuannya hanya satu: mengundang investor. Pemerintah sangat yakin, keberadaan pengusaha bisa membantu pertumbuhan ekonomi. Namun, di sisi lain, pemerintah melakukan tindakan yang bertolak belakang, dengan menaikkan harga BBM lebih dari 100%. Akibatnya, terjadi biaya tinggi.

Persoalan paling krusial yang dihadapi pekerja Indonesia saat ini adalah tingkat kesejahteraan. Dilihat dari tingkat kesejahteraan, tingkat kesejahteraan buruh jauh di bawah rata-rata. Tak aneh, setiap penetapan UMP selalu menimbulkan gejolak. Gejolak terjadi karena ada perbedaan pandangan antara pekerja dengan pemilik modal. Pekerja menilai upah yang mereka terima di bawah kebutuhan hidup minimum. Sementara, pihak pengusaha mengatakan upah yang diberikan sudah cukup memenuhi kebutuhan hidup, dan cost untuk gaji sudah terlalu tinggi.

Menurut Indra, kesejahteraan tidak hanya upah, juga menyangkut asuransi kesehatan, promosi jabatan, keselamatan kerja, dan lain-lain. Upah hanya salah satu dari sekian banyak kualifikasi kesejahteraan. Sesuai dengan UU No. 21/2000 tentang serikat pekerja, yang diperjuangkan bukan hanya upah semata, tapi juga peningkatan gaji pekerja dan kehidupan keluarga. Ini sulit sekali didapati oleh karyawan. Banyak sekali perusahaan yang tidak memberikan asuransi dan memikirkan kesejahteraan karyawan. Yang dipikirkan keuntungan semata.

Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan oleh pengusaha dan pemerintah untuk menaikkan gaji buruh, di antaranya melalui regulasi, stabilitas harga, penetrasi pasar dan menghilangkan biaya siluman. Biaya siluman adalah penyakit lama birokrasi yang menyebabkan investor enggan menanamkan modal dan high cost economy sampai 20%. Jika biaya siluman ini dipotong, bisa meringankan biaya produksi atau dialihkan untuk kesejahteraan karyawan. Namun apa boleh buat, pemerintah belum mau menghilangkan biaya siluman. Pasalnya akan mengurangi pendapatan birokrasi.

Kondisi ekonomi dan UMP sekarang semakin menyengsarakan kehidupan buruh. Kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM tanpa disertai kebijakan humanis dan pemberian insentif membuat buruh semakin sengsara. Idealnya, pemerintah memberikan keringanan pada pengusaha dan buruh. Bukan memanfaatkan pengusaha dan buruh untuk kepentingan pemerintah.

Belajar pada kasus-kasus sebelumnya. Ada beberapa hal yang akan terjadi jika tidak terjadi peningkatan upah. Pertama, konflik antara pemilik modal dan pekerja. Gejala ini sudah terjadi. Para buruh melakukan mogok kerja karena gaji yang diterima tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Kejadian seperti ini sudah terjadi sebelum harga BBM melambung tinggi.

Kedua, menurunnya kualitas kerja. Proses ini berlangsung secara perlahan-lahan. Karena buruh kehilangan semangat bekerja, sebab tenaga dan kemampuan yang diberikan tidak seimbang dengan upah yang didapati. Tidak ada karyawan, yang mau bekerja dengan upah minim.

Ketiga, produksi berkurang. Dengan terjadinya mogok dan menurunnya kualitas kerja, otomatis akan mempengaruhi jumlah produksi. Produksi berkurang secara tidak langsung, pendapatan perusahaan juga akan berkurang. Bila ini berlangsung lama, akan mengancam kelangsungan perusahaan.

Keempat, berkurangnya rasa tanggung jawab, karena karyawan melakukan side job di tempat lain. Kelima, hijrah. Karyawan pindah kerja ke perusahaan lain yang lebih layak, lebih nyaman, dan bisa meningkatkan taraf kesejahteraan hidup. (Ajo)

Wednesday, December 2, 2009

Tips Memompa Kreativitas

Dalam situasi pasar yang kompetitif, inovasi mendapat kedudukan yang terhormat. Agar dapat bertahan dan menang, perusahaan mengandalkan inovasi, yang dapat berupa inovasi produk, inovasi layanan, inovasi sistem, dan berbagai inovasi lainnya. Terkadang inovasi memang membutuhkan teknologi yang tinggi, dan dibutuhkan orang yang pintar agar dapat menelurkan produk-produk inovatif.

Lingkungan bisnis TI, telekomunikasi, otomotif, dan sejenisnya memang membutuhkan kepintaran ekstra untuk melakukan inovasi. Tetapi sering pula inovasi bercerita tentang hal-hal yang sangat sederhana. Post-It yang legendaris bukanlah hal yang rumit. Banyak inovasi yang sebenarnya bukan menjadikan tambah canggih, tetapi menjadi makin sederhana. Karena tujuan inovasi adalah membuat hidup lebih mudah. Ketika Kodak menguasai dunia dengan kamera yang serba canggih untuk para profesional, Canon justru mengeluarkan kamera kompak untuk orang amatiran. Lantas dari mana datangnya inovasi? Kreativitas.

Kreativitas bukan hanya dibutuhkan untuk inovasi yang sifatnya breakthrough saja, tapi juga perbaikan yang berkesinambungan seperti dalam konsep Kaizen. Bagi seorang karyawan, kreativitas dapat membantu meningkatkan kemampuan melaksanakan tugas-tugas yang diberikan dan kesuksesan dalam karier atau pekerjaan. Karyawan yang kreatif akan selalu hadir dengan gagasan-gagasan baru agar ia dan juga perusahaan dapat melaksanakan aktivitasnya dengan lebih efektif dan efisien.

Masih banyak yang berpikir bahwa kreativitas bukanlah hal yang terlalu penting bagi mereka. Mereka mengasosiasikan kreativitas yang tinggi hanya diperlukan untuk bagian-bagian tertentu organisasi, sementara bagian-bagian lainnya tidak memerlukannya. Misalnya, orang-orang yang bekerja di bagian pemasaran, penjualan, desain, atau pengembangan produk sajalah yang memerlukan kreativitas yang tinggi. Bagian-bagian yang lain, seperti akuntansi atau administrasi tidak memerlukan kreativitas yang tinggi.

Benarkah demikian? Bukankah sebuah perusahaan dituntut untuk selalu mampu menciptakan ide-ide baru dan juga cara-cara baru untuk melakukan segala sesuatunya lebih baik? Dengan demikian kondisi ini menuntut karyawan yang selalu siap dengan ide-ide baru. Bukankah sistem akuntansi dan administrasi perusahaan juga perlu secara berkala diperbarui agar dapat secara optimal mendukung aktivitas operasional perusahaan? Berarti kreativitas diperlukan di semua sudut perusahaan.

Kreativitas yang tinggi menjadikan posisi tawar menawar meningkat, yang amat mendukung lancarnya karier. Tetapi ingat, kreativitas bukanlah sesuatu yang netral, dan harus diletakkan dalam konteks tertentu. Kreatif dalam konteks pekerjaan berarti melakukan sesuatu yang baru untuk memberi nilai tambah bagi perusahaan. Ini dapat berarti pendekatan baru terhadap misalnya efisiensi produksi, mengelola dinamika karyawan, dan pelayanan kepada pelanggan. Karena tidak jarang pula ada kreativitas yang tidak memberi nilai tambah bagi pelanggan.

Mitos yang menyatakan bahwa kreativitas hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu, adalah keliru. Sebaliknya kreativitas dapat ditumbuhkembangkan pada setiap orang melalui proses yang sifatnya bertahap. Sebuah penelitian menunjukkan, pemimpin yang memberikan stimulasi intelektual dan mendorong bawahannya untuk berpikir lebih terbuka dapat meningkatkan kreativitas bawahannya. Kreativitas juga dapat ditumbuhkan melalui pelaksanaan tugas yang dilakukan bersama-sama dengan orang lain. Kerjasama dengan orang lain dalam sebuah tim, terutama yang memiliki latar belakang yang beragam, dapat mendorong kreativitas.

Kreativitas berarti keberanian untuk mengambil risiko, karena mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya dan hasilnya belum pasti. Tentu lebih aman jika memakai metode lama yang hasilnya sudah teruji. Ini berarti harus lebih berani melakukan kekeliruan secara berlebihan. Tentu saja harus mempertimbangkan segala risiko dan konsekuensi dengan cermat terlebih dahulu.

Agar kreativitas meningkat, kita harus rajin mempelajari hal-hal baru. Ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, berdiskusi, atau bergabung dengan milis atau asosiasi profesi. Tidak jarang solusi untuk memecahkan suatu masalah terinspirasi dari hal-hal yang baru dipelajari tersebut. Tidak ada salahnya pula jika seorang karyawan bergabung dengan bagian lain yang berbeda dengan latar belakang yang dimilikinya. Misalnya orang produksi yang bergabung di bagian pemasaran agar memperluas wawasannya dan mendapatkan ide-ide baru.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu tumbuh dan berkembangnya kreativitas di tempat kerja. Para karyawan dapat didorong untuk mengemukakan ide-ide perbaikan bagi perusahaan. Banyak karyawan yang sebenarnya penuh dengan ide-ide kreatif takut mengemukakan idenya karena kuatir tidak diterima atau bahkan dianggap tidak masuk akal. Tentu lingkungan sangat mempengaruhi, jika lingkungan terbuka dapat lebih memancing kreativitas. Lantas, jika menghadapi masalah ini langkah apa yang mesh dilakukan? Kemaslah ide dengan sangat menarik. Tentu ini membutuhkan kompetensi untuk mempersuasi.

Banyak sekali ide baru yang pada mulanya kelihatan tidak biasa bagi kebanyakan orang ternyata di kemudian hari dapat menjadi sumber inspirasi bagi orang lain dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Leonardo Da Vinci adalah sosok orang yang kreatif, yang pada jamannya mungkin dianggap jago mengkhayal. Namun khayalannya pada saat ini banyak yang menjadi kenyataaan. Ide-ide ini hanya dapat muncul dari orang-orang kreatif yang memang secara terus-menerus mau mempelajari hal-hal baru dan tidak mudah menyerah oleh kesulitan yang dihadapi. Sudah siapkah Anda menjadi orang kreatif? (*)

Tuesday, December 1, 2009

Create Your Success Beliefs

Keyakinan yang kita miliki seperti sebuah meja yang berkaki empat. Artinya, sebuah keyakinan yang kita miliki ditopang oleh 'kaki-kaki', yaitu pengalaman yang kita miliki. Semakin banyak 'kaki' yang menopangg keyakinan kita, semakin kuat keyakinan yang kita miliki.

"Kalau Anda berpikir tidak bisa, Anda benar. Kalau Anda berpikir bisa, Anda juga benar!"
-Hendry Ford -

Setiap orang pasti memiliki berbagai macam keyakinan di dalam hatinya. Keyakinan yang kita miliki inilah yang membentuk bagaimana kita menjalani hidup hingga hari ini. Ada keyakinan yang menghambat kita untuk berkembang, dan ada pula keyakinan yang bisa mendorong kita untuk terus maju, walaupun kadang keyakinan kita berbeda dengan pendapat umum. Sebagai contoh, ada orang yang merasa tidak mungkin bisa sukses seumur hidupnya, karena dia tidak memiliki pendidikan yang tinggi, dan lahir dari keluarga yang miskin.

Apabila keyakinan ini demikian kuat melekat pada dirinya, dia tidak akan pernah bisa melihat kesempatan yang datang, yang mungkin saja bisa membantunya meningkatkan kualitas hidupnya. Secara ekstrem, mungkin saja dia tidak mau bekerja lebih keras, karena di dalam keyakinannya, dia berpikir untuk apa bekerja keras kalau tetap tidak bisa sukses.

Di sisi lain, Wright Bersaudara mempunyai keyakinan bahwa manusia dapat terbang. Karena itu mereka mau bekerja keras menciptakan alat yang kemudian menjadi cikal bakal pesawat terbang pertama, walaupun pada masa itu pasti dianggap sebagai sesuatu yang mustahil. Pertanyaannya sekarang tentu, keyakinan mana yang lebih dominan dalam hidup kita saat ini?

Anthony Robbins dalam salah satu bukunya, pernah menganalogikan keyakinan yang kita miliki seperti sebuah meja yang berkaki empat. Artinya, sebuah keyakinan yang kita miliki ditopang oleh 'kaki-kaki', yaitu pengalaman yang kita miliki. Semakin banyak 'kaki' yang menopang keyakinan kita, semakin kuat keyakinan yang kita miliki. Apabila ada orang punya keyakinan "Saya tidak mungkin sukses", mungkin 'kaki-kaki' yang menopang keyakinan itu adalah:

1. Saya lahir dari keluarga miskin.

2. Saya tidak punya pendidikan tinggi.

3. Di sekeliling saya juga banyak orang yang miskin.

4. Menjadi sukses itu sulit, perlu banyak pengorbanan dan banyak musuhnya.

Apabila lingkungan di sekitar kita juga membenarkan keyakinan kita, maka kaki tersebut akan semakin kuat berakar dalam keyakinan kita dan semakin sulit dipatahkan. Nah, jika demikian, masih bisakah keyakinan negatif yang ada di dalam diri kita dihilangkan, dan diubah jadi keyakinan yang membangun? BISA, dengan langkah-langkah berikut:

1. Kita mau MENYADARI keyakinan yang keliru tersebut, dan BERSEDIA untuk mengubahnya. Ini adalah langkah yang terberat, karena kita seolah menantang diri sendiri, dan berani mengakui kekeliruan kita selama ini. Di langkah pertama ini kita harus berani merendahkan ego kita.

2. Temukan suatu ALASAN yang bisa menyentuh emosi kita, mengapa keyakinan itu harus berubah. Alasan ini bisa sesuatu yang bisa membuat kita lebih menderita apabila tidak mengubahnya, atau bisa juga sesuatu yang membuat hidup kita menjadi lebih baik.

3. Keyakinan menjadi semakin kuat, karena lingkungan kita ikut mempengaruhinya. Cobalah lihat ke dalam hidup kita, keyakinan kita yang negatif banyak dipengaruhi oleh lingkungan yang mana? Bisa kantor, rumah, teman sejawat atau lainnya. Jika mungkin, HINDARI lingkungan yang negatif tersebut. Jika tidak mungkin, kita perlu lebih siap saat masuk ke dalam lingkungan tersebut, terutama apabila lingkungan itu terus menerus memperkuat keyakinan negatif kita. Hindari percakapan yang mengarah ke keyakinan negatif tersebut. Atau jika Anda terpaksa berbincang tentang keyakinan negatif tersebut, selalulah dalam posisi SADAR bahwa keyakinan ini tidak baik untuk kita.

4. Kita berusaha 'MEMATAHKAN' atau MENGUBAH 'kaki-kaki' yang mendukung keyakinan negatif tersebut menjadi positif. Dalam contoh di atas, apabila kaki tersebut dipatahkan atau diubah, bisa menjadi:

* Saya lahir dari keluarga yang BELUM kaya.

* Saya masih BERKESEMPATAN untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi.

* Lingkungan saya akan MENDUKUNG saya menjadi sukses.

* Menjadi sukses itu MUDAH, buktinya banyak orang yang sudah sukses. Saya hanya perlu BELAJAR bagaimana caranya dan bekerja keras mencapainya.

5. Saat 'kaki-kaki' keyakinan itu sudah kita ubah, otomatis akan mengubah pula bentuk keyakinan kita. Namun perubahan ini hanyalah langkah awal, karena bentuk perubahan itu harus diikuti pula dengan PERUBAHAN TINDAKAN yang nyata, yang mendukung keyakinan tersebut.

6. Tuliskan 'kaki-kaki' yang sudah positif tersebut di tempat-tempat yang sering kita lihat, mungkin di dompet, di dalam agenda, atau di meja kerja kita. Semakin sering kita melihatnya, akan membuat perubahan keyakinan menjadi lebih kuat.

Lakukan langkah-langkah yang sama untuk keyakinan negatif Anda yang lain. Semakin sering Anda melakukannya, semakin banyak perubahan yang Anda buat dalam keyakinan dan tindakan menjadi lebih baik. Sukses untuk Anda!

CANTIK

Nonacne merupakan produk untuk mengobati kulit berjerawat. dan membantu menghilangkan jerawat dan mencegah kemunculannya kembali. Mengkonsumsi suplemen ini secara teratur menghasilkan kulit yang indah dan halus.

Produk Herbal Buy my product
Untuk informasi pemesanan silahkan Klik Link berikut:
Obat anti Jerawat
Oder Pembelian