Gaji dan Depresi

KARYAWAN dengan upah kerja minimum rentan terserang depresi akut dan bahkan lebih terangsang untuk bunuh diri. Hal itu dibuktikan studi UAE University yang dipublikasikan jurnal Immigrant Minority Health.

Penelitian dilakukan dengan sistem kuesioner terhadap 318 pekerja di Uni Emirat Arab selama dua bulan. Studi menemukan, 53,8% responden bergaji seadanya menderita depresi klinis. Sebaliknya, mereka yang berpenghasilan cukup tinggi hanya 19% yang menderita kondisi itu.

Depresi, kata peneliti Fatima Al Maskari, semakin parah terjadi pada pekerja yang banting tulang lebih dari delapan jam per hari dengan gaji minim. Akibat selanjutnya, 6,3% responden yang digaji tak sesuai dengan beban kerja itu memiliki pikiran untuk bunuh diri, dan 2,5%-nya telah mengimplementasikan ide kematian tersebut.

"Kita tidak bisa melakukan apa-apa terhadap penyakit fisik ini, tetapi kita bisa berbuat sesuatu dalam hal gaji dan jam kerja," jelasnya.