Financial mempengaruhi tingkat kepercayaan wanita

Banyak perempuan di Indonesia yang kerap merasa kurang percaya diri karena kurangnya tingkat perekonomian dalam keluarga ataupun hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga.

Namun, berdasarkan hasil studi terbaru yang digelar oleh Global Fairness Initiative (GFI) dan lembaga penelitian DEKA, menunjukkan model bisnis yang dilakukan oleh sebuah perusahaan multinasional dengan sistem penjualan langsung.

Dari hasil studi "Memberdayakan Perempuan Wirausaha: Studi tentang Dampak Tupperware Brands di Indonesia, 99 responden yang diambil dari enam kota di Indonesia menyatakan kehidupan mereka membaik setelah bekerja dengan Tupperware selama sedikitnya 3 tahun. Hal ini dikaitkan dengan meningkatnya status finansial, rasa percaya diri, dan penghargaan di rumah dan di masyarakat.

"Ada perubahan transformasi yang besar dari sebelum gabung dengan Tupperware. Dulu pemalu, tidak pede namun dengan jadi wirausaha bisa menjadi pede dan bangga juga mandiri. Kenapa perempuan Indonesia lebih banyak maju, dengan sosial program karakter dari perempuan di Indonesia. 97 persen responden alami perubahan dalam keuangan mereka. Mereka juga dapat mendukung finansial suami," kata Frances Ramdani di Jakarta.

Tupperware merupakan merek penyimpan makanan yang telah mendunia, Indonesia sendiri kini menjadi pasar nomor satu dari seluruh dunia. Menurut CEO Tupperware, Rick Goings temuan di Indonesia tersebur menunjukkan bahwa efek merek asal Amerika tersebut mampu memberdayakan perempuan dan membantu ekonomi perempuan di Indonesia.

"Kekuatan merek dan model bisnis yang fleksibel memungkinkan Tupperware untuk mengembangkan usaha yang kami terapkan yakni memberikan peluang bagi kaum perempuan di dunia untuk memperoleh pemberdayaan baik secara pribadi, sosial dan ekonomi," ujarnya.

Salah satu contoh perempuan sukses dengan menjadi anggota Tupperware adalah ibu Upik yang bergabung sejak empat tahun lalu. Saat ini, ia telah menjadi manajer dan memiliki 30 konsultan perempuan. Dalam waktu enam bulan, ia berhasil membeli sebuah sepeda motor untuk mengantar barang-barang yang dibeli pelanggannya.

"Saya dulu takut untuk bermimpi. Saya hanya lulusan SLTA, tidak pernah kuliah. Saya sekarang justru bisa mewujudkan impian orang lain sejak di Tupperware, itu suatu kebanggaan buat saya," tuturnya.