Berbuat baik tidak semudah berbuat jahat. Menurut Floriberta Aning S, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjadi karyawan familiar, disayangi semua kalangan. Pertama, bersosialisasi. Walau ada anggapan berbicara dengan rekan kantor hanya membuang-buang waktu, tapi tak selamanya komunikasi menjadi tindakan yang tidak berfaedah. Untuk pendekatan diri dengan lingkungan kantor, berbicara dengan rekan kerja sangat perlu dilakukan.
Menebarkan senyum menunjukkan bahwa keberadaan Anda di lingkungan karja tidak hanya menyelesaikan pekerjaan dan mengejar jabatan. Jalinlah hubungan hangat dengan rekan kerja sebaik mungkin. Seandainya ada yang datang ke kantor dengan penampilan baru, tidak ada salahnya memberikan pujian. Tanamkan perhatian, bahwa Anda manusia biasa yang butuh komunikasi dengan lingkungan dan bisa berbuat salah. Bersosialisasi dengan teman kantor, akan membuat suasana kerja menjadi lebih nyaman, meningkatkan produktivitas, dan memunculkan ide-ide cemerlang.
Kedua, menghargai pendapat orang lain. Setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga dengan diri Anda. Sudah sepantasnya Anda mengetahui, berapa harga diri dan kemampuan yang Anda miliki. Kelebihan yang Anda miliki, akan meningkatkan harga di mata atasan dan teman. Tidak itu saja. Keberadaan Anda di lingkungan kerja sangat diharapkan semua kalangan, karena mereka butuh kemampuan yang Anda miliki. Tapi jangan meremehkan kemampuan orang lain dan egois. Jika ada teman kerja yang berbeda pendapat dengan Anda, hargailah pendapatnya. Karena orang paling senang jika pendapatnya didengar, walau pendapat itu kurang rasional. Berilah arahan dengan santun, disertai argumenargumen rasional.
Secara umum, semua atasan senang dengan bawahan bercitra positif, dan tidak suka dengan bawahan bercitra negatif. Walau mempunyai kemampuan lebih, namun citra negatif pimpinan tidak akan memberikan nilai plus karena akan mengganggu mekanisme kerja. Suasana kantor menjadi tidak nyaman. Kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh suasana dan kenyamanan kerja.
Ketiga, sportif. Pada dasarnya manusia tak luput dari kesalahan. Sudah kodrat manusia berbuat salah. Mengaku salah merupakan suatu hal yang sulit, apalagi minta maaf. Padahal mengaku salah merupakan tindakan mulia yang menaikkan dan meningkatkan harga diri. Pandangan salah, mengatakan mengaku salah akan menjerumuskan seseorang dalam limbah kehancuran dan menjatuhkan prestasi.
Untuk sementara waktu, mungkin kondisi seperti itu bisa terjadi. Namun dalam waktu panjang akan kembali menyinarkan diri. Tapi jangan tunggu atasan dan bawahan protes atas kesalahan yang telah dilakukan. Atau membahas kesalahan di dalam forum. Berbahaya, bisa menjatuhkan harga diri dan menurunkan prestasi. Berilah keyakinan pada semua orang, bahwa Anda tidak akan mengulangi kesalahan lagi. Selain menjadi pelajaran untuk din sendiri, kesalahan yang Anda lakukan juga bisa menjadi pelajaran bagi semua orang yang berada di lingkaran kantor Anda.
Keempat, proaktif. Yakinkan diri bahwa Anda seorang pekerja profesional yang mampu menangani semua pennasalahan. Kemampuan mengatasi masalah yang merugikan perusahaan, adalah sikap yang ditunggu semua lapisan. Tak tanggung-tanggung, ide dan tindakan yang Anda lakukan membuahkan hasil positif, mengantarkan perusahaan pada suasana kondusif, bahkan lebih maju dari semula. Jika ini bisa dilakukan, Anda telah merevolusi diri dan perusahaan. Percayalah, Anda akan dilirik oleh perusahaan lain dan secara otomatis harga anda akan naik sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Memang sulit melakukan hal seperti ini. Hanya orang-orang tertentu yang bisa mengerjakan pekerjaan seperti ini, yaitu orang mempunyai skill, tanggung jawab dan moralitas tinggi terhadap din clan perusahaan. Punya kemampuan tapi tak punya tanggung jawab tetap sia-sia, karena tidak bisa mengimplementasikan kemampuan. Pasalnya, tidak mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kemajuan perusahaan.
Seandainya kondisi ini terus berlangsung dalam din, secara tidak sengaja pola proaktif akan tertanam dan menjadi sikap dalam berbagai tindakan. Mengantisipasi sesuatu sebelum kerugian datang, di luar alam sadar kejelian terasah secara alami. Untuk bahan kajian, jangan lupa mengumpulkan data dari berbagai sumber dan menjadikannya sebagai bahan kajian di setiap masalah.
Kelima, murah senyum. Menebar senyum pada semua orang, bukan hanya sekadar diktum agama atau budaya. Menebar senyum adalah sebuah sikap yang musti dilakukan dalam hidup. Ada dua hal yang tersimpan dalam murah senyum. Pertama, kebaikan. Manusianya benar-benar baik, dan senyum sudah menjadi bagian dari tindakan. Kedua, senyum keburukan. Senyum sekadar cover untuk menutup diri dan menarik simpati, namun pada dasamya tersimpan niat buruk.
Senyum menimbulkan daya tarik sendiri dan meluluh lantahkan kebencian rekan kerja, bawahan bahkan atasan. Oleh sebab itu, senyumlah pada semua orang, apalagi usai berbuat salah. Ciptakan murah senyum pada semua orang. Jadikan senyum bagian dari interaksi. Bisa Anda bayangkan, apa yang akan terjadi jika di suatu perusahaan, karyawannya jarang tersenyum, tapi serius, atau sibuk dengan pekerjaan dan diri masing-masing.
Keenam, komunikator. Jadilah seorang komunikator andal di setiap pertemuan. Usahakan argumen yang Anda lontarkan menjadi bahan kajian perusahaan. Sebagai komunikator Anda harus bisa memikat lawan bicara. Dibutuhlan waktu lama untuk menjadi komunikator andal. Keahlian ini bisa terbangun dengan membaca, menulis dan berdiskusi. Ketiga elemen ini sangat membantu dalam membentuk diri menjadi komunikator andal. Perlu diperhatikan juga, jangan sampai menjadi orang penguasa forum karena forum milik bersama. Walau ada argumen yang tak layak, sebagai karyawan mereka berhak bersuara memberikan sumbangan pemikiran.
Ketujuh, raja gosip. Jauhkan diri dari gosip. Basa-basi perlu namun jangan sampai membuang waktu kerja. Pasalnya akan menyulitkan diri sendiri, dan pekerjaan pun terbengkalai. Harus bisa bersikap fleksibel, tanpa menyinggung perasaan teman. Anda harus menolak ajakan untuk bergosip. Sulit tapi harus dilakukan. Mempunyai teman suka gosip memang menyenangkan. Bisa menghilangkan stres dan tertawa bebas.
Kedelapan, tegas. Sulit bertindak tegas apalagi berhubungan dengan kelangsungan kerja. Tegas pada bawahan merupakan suatu hal yang wajar. Itu sudah wewenang atasan. Yang sulit yaitu tegas pada big bos, karena ketergantungan ekonomi. Tidak sedikit karyawan yang rela melihat kejahatan big bos meraja lela di lingkungan kerja. Tidak bisa berbuat banyak, bertindak tegas akan mengancam kelangsungan kerja dan ekonomi keluarga. Ini akibat ketergantungan ekonomi karyawan yang tak merdeka.
Karenanya, jadilah karyawan yang merdeka, tidak tergantung pada gaji perusahaan semata. Gaji adalah sisi lain dan pendapatan ekonomi. Dan buatlah kantong-kantong ekonomi lain selain gaji. Salah satunya, dengan membuka usaha. ® Ajo/berbagai sumber