“BERIKAN senyummu kepada semua orang, tetapi berikanlah hatimu kepada seorang saja.” Kata-kata romantis penuh estetika itu bukan diucapkan oleh orang sembarangan, tetapi keluar dari mulut seorang jenderal perang besar, Napoleon Bonaparte, yang dikenal dengan julukan “Sang Penakluk”. Lelaki perkasa dengan ribuan prajurit pilihannya itu, berekspansi ke berbagai negara lain, untuk ditaklukkan, dan memperluas teroterial pengaruhnya.
Karena itu Napoleon terkenal sebagai lelaki tegas, tak kenal kompromi, berwibawa, keras, dan sangat ditakuti oleh lawan-lawannya. Namanya terukir dalam sejarah dunia sebagai Sang Penakluk yang banyak disegani. Dengan adanya penggambaran pribadi seperti itu, lalu benarkah Napoleon yang sehari-harinya berada di medan perang hampir sepanjang hidupnya itu adalah lelaki yang kasar? Jawabnya ternyata bukan.
Napoleon di luar gelanggang perang, merupakan lelaki hangat yang menyenangkan, seperti tertulis dalam bukunya Dale Carnegie tentang tokoh-tokoh dunia. Di luar arena perang, ternyata Napoleon sangat lembut dan penuh perhatian. Kepada para prajuritnya yang sedang istirahat dia selalu menyapa hangat. Menanyakan kesulitan-kesulitan anak buahnya, menanyakan kesehatannya, keluarganya, dan lain-lain. Pokoknya Napoleon penuh perhatian kepada siapa saja di sekitarnya. Di samping itu, senyumnya selalu mengembang, membuat dia menjadi pribadi yang disenangi.
Apalagi kepada wanita, dia selalu respek, mendengarkan penuh perhatian dan memanjakan mereka. Karena itu, konon, Napoleon juga banyak digandrungi kaum Hawa. Terutama senyumnya yang khas. Begitu ketemu Napoleon, yang namanya pada waktu itu seperti momok, orang akan memberikan penilaian yang lain. Ternyata lelaki ini murah senyum, mudah bergaul, tidak sombong dan menyenangkan. Itulah kelebihan Napoleon sehingga menjadi pribadi yang menarik. Di luar medan perang, senyumnya selalu mengembang, membuat sejuk dan tenteram sekitarnya.
Napoleon memang terkenal dengan ungkapan-ungkapan yang akhirnya mendunia dan banyak dikutip orang hingga zaman ini. Misalnya, dia menjuluki Pers: Pena wartawan lebih tajam dari seribu meriam. Dalam hal senyum pun, dia banyak memberikan saran kepada sahabat-sahabat dekatnya. Berikan senyummu kepada semua orang, tetapi berikanlah hatimu kepada seorang saja. Ada yang mengartikan, tebarkan senyummu kepada siapa saja yang kamu temui, tapi jangan kau obral cintamu dengan sembarang orang. Jadi harus diberikan kepada orang yang kau kasihi saja, misalnya pacarmu atau istri/suamimu seorang.
Atau ada yang menterjemahkan, senyummu boleh kau berikan kepada siapa saja, dan bahkan harus. Tetapi berikan hatimu kepada negaramu saja. Ini kalau dikaitkan dengan patriotik, seperti suasana zaman Napoleon pada waktu itu. Masih menurut Jenderal Besar itu, katanya senyuman itu ibarat pedang bermata dua. Artinya dengan senyuman, dua hal bisa diraih sekaligus. Memancarkan daya tarik dan mengajak persahabatan yang hangat.
Begitu pentingkah arti sebuah senyum? Jawabnya tidak diragukan lagi: Ya. Pertanyaan berikutnya, kenapa senyuman menjadi begitu penting? Senyuman merupakan bahasa universal yang dipahami oleh semua orang. Tua, muda, kecil, besar dan semua bangsa di dunia mengenalnya. Pakar komunikasi yang terkenal, Wilbur Shcramm mengatakan, komunikasi ada dua, yaitu verbal dan non-verbal. Yang non-verbal terdiri dari lambang-lambang atau simbol-simbol. Nah, untuk komunikasi dengan simbol ini yang paling mudah dipahami adalah senyuman. Dengan tersenyum kita langsung tahu, seseorang itu sedang cerah hatinya atau tidak.
Oleh karena itu, kenapa kita tidak menggunakan bahasa, atau seperti kata Napoleon tadi, tepatnya senjata, yaitu senyuman, untuk berkomunikasi antar-manusia. Mudah, praktis, simple dan tanpa biaya. Masih menurut Wilbur Shcramm, komunikasi yang berhasil adalah komunikasi yang menjanjikan. Dengan senyuman, jaminan itu langsung diperoleh. Hangat, bersahabat, menenteramkan, dan itu berarti menjanjikan. Paling tidak menjanjikan nilai-nilai positif.
Senyuman tidak hanya menyentuh aspek psikologis saja, tetapi juga phisik, yaitu aspek medis. Orang yang selalu tersenyum, otot-otot dimukanya menjadi rileks dan tidak tegang sehingga membuat orang itu jadi awet muda. Seperti pedang bermata dua, menyentuh dua sisi.
Senyuman membuat bahagia dan membuka cakrawala kehidupan, menuju ke suasana cerah dan optimisme. Dengan begitu diyakini, senyuman sangat penting dan awalilah segala sesuatu dengan senyuman. Tersenyumlah, maka dunia akan terbuka luas untukmu.
Penelitian Senyuman.
Karena begitu besar manfaat senyuman ini, mendorong Julius Fast mengadakan penelitian dan menghasilkan sebuah buku tebal berjudul Body Language (Bahasa Tubuh), yang membahas berbagai hal tentang penggunaan bahasa non verbal, lewat tubuh manusia, melalui seluruh anggota tubuh dan perilakunya, termasuk senyuman. Buku ini dalam waktu singkat beredar ke seluruh dunia dan diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia dan dipakai referensi para mahasiswa psikologi.
Lewat jasa Julius Fast ini, bahasa tubuh termasuk senyuman masuk dalam cabang ilmu pengetahuan sendiri yang menarik, yang disebut oleh para ahli sebagai kinesiologi, yaitu ilmu yang mempelajari tentang bahasa tubuh secara ilmiah. Gerak-gerik tubuh, kerlingan, sikap duduk, sikap berdiri, usapan lembut, gelengan kepala, anggukan, dan juga senyuman, ternyata mempunya arti sendiri-sendiri. Jadi jelaslah, senyuman merupakan hal yang penting dalam berkomunikasi. Karenanya, para manager atau eksekutif, pakar pemasaran, pengajar, pelaku bisnis, harus tahu betul tentang senyuman.
Senyuman, sekali lagi mampu menyingkirkan berbagai kendala psikologis kaku, menjadi cair dan terbuka. Makanya, bagi orang Jawa ada ungkapan: Ojo ulat peteng. Artinya jangan merengut terus, tetapi tersenyumlah, maka kegiatan bisnis anda jadi lancar.
Manfaat Senyuman
Dari berbagai hal itu, jelaslah senyuman sangat bermanfaat sekali. Menurut Julius Fast, manfaat senyuman sebagai berikut:
1. Sebagai alat berkomunikasi yang baik, menjanjikan, dan langsung bersahabat, sehingga angka keberhasilan dalam berkomunikasi cukup tinggi.
2. Sebagai bahasa universal yang mudah dipahami semua pihak, di seluruh dunia.
3. Sebagai bahasa cinta tanpa kata.
4. Sebagai senjata untuk mengegoalkan sebuah strategi.
5. Sebagai ajakan bersahabat dan penuh rasa persaudaraan.
6. Menjaga kesehatan dan obat anti stress.
7. Kosmetika alam yang disediakan gratis oleh Tuhan. Sehingga tidak perlu ke salon, muka akan tetap bercahaya, kencang, dan menyebabkan awet muda.
Dan masih banyak lagi manfaat yang lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini. Senyum yang baik tentu saja bukan senyum yang dibuat-buat. Senyum yang indah adalah senyum yang sungguh-sungguh, didasari kebersihan jiwa dan kelapangan dada. Dengan senyum, jiwa yang murung bisa jadi gembira dan membuat pikiran jadi tenang. Dengan senyuman Anda akan menjadi pribadi yang menyenangkan dan bersahabat di mata orang lain.
Arti Senyuman
Senyuman akan lebih berhasil lagi kalau disertai sapaan hangat. Bahkan menurut agama, orang yang menyapa dan menyalami lebih dulu dengan hangat, akan mendapatkan pahala.
Patut direnungkan: Senyummu adalah dukaku. (Judul novel pengarang Freddy S, yang telah difilmkan). Hal ini harus dihindari. Pepatah Jawa: Ojo ulat peteng. Jangan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, karena menghambat pergaulan, urusan bisnis dan lain-lain.
Dunia sekarang mahal senyuman. Ungkapan ini memang benar, karena dalam situasi ekonomi dan politik di Indonesia sekarang ini, senyuman yang katanya menjadi cirri khas keramahtamahan bangsa kita jadi sulit dilaksanakan. Artinya orang malas tersenyum, karena semua aspek seperti BBM, telepon, PAM, tarif listrik semua naik. Kehidupan sulit dan banyaknya KKN, menyebabkan orang sulit tersenyum.
Senyum Monalisa. Lukisan Monalisa yang terkenal di seluruh dunia, katanya karena ekspresi senyumnya yang khas, yang menimbulkan diskusi panjang setiap zaman. Senyum dalam lukisan Monalisa itu misterius sekali. Makanya jangan tersenyum yang misterius yang “ada maunya” dan dinilai tidak tulus.
Jangan senyum sendirian. Artinya, meski kita harus tetap tersenyum dalam situasi apa pun, tapi jangan coba-coba tersenyum sendirian. Nanti dikira orang gila loh.