Monday, January 18, 2010

Lakukan merger sekarang!


Salah satu ironi dalam dunia bisnis adalah ketika ekonomi sedang menanjak dan harga aset meroket, namun kita menyaksikan perusahaan-perusahaan berlomba untuk membeli perusahaan lain. Sebaliknya, ketika ekonomi terpuruk dan harga aset menjadi lebih murah, para CEO menjadi inward looking dan cenderung mengadopsi jalan defensif.

Pandangan A.T. Kearney adalah keadaan perekonomian lemah seperti saat ini seharusnya dimanfaatkan oleh perusahaan yang kuat untuk memperkuat posisi mereka di industri masing-masing dan melaksanakan inisiatif yang bisa mengubah situasi, misalnya dengan melakukan merger dan akuisisi (M&A).

Kami percaya bahwa perusahaan yang kuat harus aktif mencari kesempatan untuk melakukan konsolidasi industri mereka, meningkatkan pangsa pasar, mengadopsi teknologi baru, memperkuat keunggulan kompetitif, dan memosisikan diri untuk mengambil keuntungan ketika ekonomi membaik. M&A sangat ideal dilakukan saat ini. Waktu yang tepat adalah segalanya.

Beberapa perusahaan yang kuat belakangan ini telah melakukan langkah agresif: IBM mengumumkan niat mereka mengakuisisi SPSS, Oracle menawar US$7,4 miliar untuk Sun Micorsystems, dan banyak lagi contoh lainnya.

Studi A.T. Kearney yang mengukur tren kapitalisasi pasar untuk perusahaan dalam jangka waktu panjang menunjukkan bahwa kurang dari setengah transaksi M&A menghasilkan nilai (kinerja ekuiti dibandingkan dengan rerata industri). Sementara itu, hanya 29% dari merger menghasilkan peningkatan keuntungan.

Biasanya makin besar transaksinya, makin besar tantangannya di berbagai lini. Sumber daya dan perhatian manajemen teralihkan ke pengintegrasian organisasi yang kompleks dan pencapaian sinergi, sementara hubungan dengan pelanggan dan pihak eksternal terabaikan dan memburuk.

Penelitian kami di transaksi M&A menyorot dua strategi, di samping aktivitas klasik M&A yang berfokus pada satu transaksi yang sangat besar (contoh: Royal Dutch – Shell, Daimler – Chrysler dll).

Strategi pertama adalah ‘buy and build’, yang menghasilkan pertumbuhan melalui sejumlah akuisisi skala menengah dengan memanfaatkan keuntungan dari skala dan kekuatan di pasar. Perusahaan yang mengadopsi ini termasuk General Electric, Oracle dan investor keuangan seperti firma private equity. Larry Ellison, CEO dari Oracle, mengatakan “Adalah gila untuk mengatakan bahwa Anda akan berkembang hanya melalui inovasi”.

Strategi lain yang juga makin populer adalah adalah acquisition factory. Perusahaan mengejar pertumbuhan yang menguntungkan, menciptakan nilai yang tinggi dan memimpin pasar dalam waktu lebih singkat dibandingkan dengan pertumbuhan organik, serta mengurangi risiko yang dihadapi dalam transaksi M&A besar dilakukan sekali. Strategi ini mengandalkan akuisisi perusahaan kecil yang lebih mudah diintegrasikan secara terus-menerus.

Dalam iklim ekonomi yang tidak menentu, pendekatan acquisition factory menjadi lebih relevan dan pragmatis.

Bangkitnya M&A

Walau mayoritas transaksi M&A masih dilakukan di mana kedua perusahaan berada di negara maju atau negara berkembang, segmen yang paling cepat berkembang adalah ketika salah satu perusahaan dari negara maju dan yang lainnya dari negara berkembang.

Meskipun jumlah transaksi di mana perusahaan dari negara maju membeli perusahaan negara berkembang meningkat, kecenderungan perusahaan negara berkembang membeli ke negara maju bertumbuh paling pesat.

India dan China menjadi pemimpin aktivitas akusisi ini, sementara Malaysia ada pada urutan ke-3, tidak terpaut jauh dengan China. Kuncinya adalah negara penghasil minyak seperti Malaysia, negara-negara teluk, maupun negara dengan pertumbuhan ekonomi tinggi seperti China dan India memiliki surplus current account yang besar dan mencari cara untuk mengubahnya menjadi aset berisiko kecil untuk mengurangi volatilitas mata uang dan stabilisasi ekonomi mereka.

Kami percaya bahwa beberapa perusahaan Asia ada pada tempat yang tepat untuk mengambil keuntungan pada situasi saat ini.

Motif M&A dari negara berkembang ke negara maju berbeda dengan transaksi tradisional. Di negara maju, perusahaan melakukan M&A sebagai cara mengurangi biaya, memperkuat posisi dan melebarkan sayap di pasar yang memiliki pertumbuhan tinggi.

Sebaliknya, pembeli dari negara berkembang fokus untuk memperoleh akses ke brand bergengsi, jaringan distribusi, teknologi dan cara baru. Mereka juga mencoba memanfaatkan keunggulan biaya rendah mereka untuk mendirikan tumpuan di pasar yang mapan. Contoh: akuisisi IBM oleh Lenovo.

Walau tingkat sukses kebanyakan M&A rendah, beberapa perusahaan berhasil menanamkan proses dan metodologi yang meningkatkan peluang sukses.

Tim manajemen perusahaan ini memastikan kemampuan kuat di dua area penting: membentuk kerangka penilaian yang dapat diandalkan dan menjadi ahli dalam proses integrasi.

Kecepatan dan sense of urgency juga penting – kami percaya bahwa kinerja M&A teratas menangkap 85% dari nilai sinergi dalam waktu 2 tahun setelah deal diselesaikan.

Berdasarkan studi yang kami lakukan pada perusahaan terkemuka, terdapat empat faktor sukses M&A:

• Mempunyai strategi yang jelas dan konsisten dari H1
• Megklarifikasi ekspektasi dalam hal harga akuisisi dan sinergi yang akan diwujudkan
• Meruntuhkan hambatan budaya
• Menguasai elemen-elemen lain dari proses integrasi

Point 1 dan 2 sejalan dengan kebutuhan akan kerangka penilaian yang solid, sedangkan poin 3 dan 4 sejalan dengan kebutuhan penguasaan proses integrasi. Perusahaan perlu memastikan bahwa dua elemen ini tertanam dalam organisasi mereka, karena melakukannya akan meningkatkan tingkat kesuksesan penciptaan nilai dari M&A.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda..

CANTIK

Nonacne merupakan produk untuk mengobati kulit berjerawat. dan membantu menghilangkan jerawat dan mencegah kemunculannya kembali. Mengkonsumsi suplemen ini secara teratur menghasilkan kulit yang indah dan halus.

Produk Herbal Buy my product
Untuk informasi pemesanan silahkan Klik Link berikut:
Obat anti Jerawat
Oder Pembelian