Wednesday, January 20, 2010

Dua Kutub Pengelolaan Perubahan

Dua Kutub Pengelolaan Perubahan

Perubahan selalu dibutuhkan dalam setiap denyut kehidupan berorganisasi, baik disebabkan faktor eksternal maupun internal. Banyak pihak yang sepakat perubahan mesti dilakukan. Namun, bagaimana perubahan harus dilakukan akan menimbulkan berbagai macam pandangan.

Kenyataannya melakukan perubahan tidaklah mudah. Banyak upaya perubahan yang kandas, di antaranya karena besarnya resistensi untuk berubah. Bagi sebagian besar orang, perubahan terasa menyakitkan. Perubahan acap diawali dengan mengkorek kekurangan yang ada, yang dapat menghembuskan aroma pesimisme dan nuansa negatif.

Berangkat dari kenyataan ini muncullah pendekatan lain dalam mengelola perubahan yang dikenal sebagai appreciative inquiry. Sebuah pendekatan dalam pengembangan organisasi yang menawarkan proses untuk secara positif mengeksplorasi, secara kolektif berimajinasi, secara kolaboratif merancang, dan secara bersama-sama berkomitmen untuk melangkah ke masa depan.

Appreciative inquiry (AI) berusaha menemukan hal terbaik yang terdapat pada orang, organisasi, dan dunia yang relevan di sekeliling mereka. Sebuah seni dan praktik pertanyaan positif tanpa syarat yang memperkuat kapasitas sistem untuk memahami, mengantisipasi, dan mempertinggi potensi positif. Sebagai ganti dari penilaian negatif, dan diagnosis masalah, terdapat discovery, dream, design, dan destiny.

Fase discovery adalah fase pencarian yang tekun dan ekstensif untuk memahami 'apa yang terbaik' dan 'apa yang telah terjadi atau dikerjakan'. Proses ini di antaranya akan menghasilkan gambaran yang kaya terhadap inti positif organisasi. Berbagi dan belajar dari cerita mengenai praktik terbaik, inovasi yang gemilang, dan tindakan yang patut dicontoh di semua organisasi.

Berikutnya fase dream, sebuah eksplorasi yang memberi kekuatan mengenai 'apa yang mungkin'. Waktu bagi orang-orang dalam organisasi untuk menelusuri harapan dan impian dalam pekerjaan mereka, hubungan kerja, organisasi, dan dunia mereka secara keseluruhan. Tujuan dari fase ini untuk mengidentifikasi dan menyebarkan gambaran yang memberikan pengharapan di masa depan.

Fase selanjutnya, desain, melibatkan penentuan pilihan mengenai 'apa yang seharusnya'. Fase ini menciptakan kembali atau transformasi yang dilakukan secara sadar mengenai sistem, struktur, strategi, proses, dan berbagai aspek organisasi. Gambaran akan menjadi teratur dan berhubungan secara penuh dengan masa lampau organisasi yang bersifat positif dan memiliki potensi yang tertinggi.

Fase destiny, secara spesifik berfokus pada komitmen serta langkah ke depan baik secara personal maupun organisasi. Hasilnya adalah perubahan dari seluruh organisasi dalam bidang seperti praktik manajemen, proses SDM, sistem pengukuran, sistem layanan pelanggan, struktur dan proses kerja dan aspek lainnya.

Ide dasarnya adalah memperkuat hal-hal yang menjadi kelebihan organisasi daripada mencoba memperbaiki apa yang masih menjadi kekurangan. Manfaat yang sudah terbukti dari pendekatan ini adalah keandalannya dalam mengakui kontribusi yang telah diberikan oleh masing-masing individu dalam organisasi, yang menghasilkan kepercayaan dan kemajuan organisasi.

Masa depan adalah wilayah yang tidak diketahui. Sesuatu yang menimbulkan ketidaknyamanan dan juga ketidakyakinan. Agar lebih percaya diri dan merasa lebih nyaman, alangkah baiknya jika bagian dari masa lalu yang akan kita bawa untuk menyusuri masa depan adalah bagian dari masa lalu kita yang terbaik.

Hal ini akan memberikan harapan, cara berpikir positif, ketimbang mengorek masa lalu yang pedih dan menyakitkan. Pendekatan AI inilah yang sering dihadapkan dengan pendekatan problem solving (PS), yang biasanya dimulai dengan kekurangan dalam organisasi. Mengorek-orek borok akan terasa menyakitkan, dan kadang juga mematikan harapan, menurunkan semangat dalam menghadapi masa depan.

Perbandingan
Tetapi coba kita bandingkan kedua metoda tersebut dari beberapa sisi, agar kita dapat memakai perangkat yang tepat di antara kedua kutub ini dalam situasi perubahan yang kita miliki.

Kita mulai dari definisi dan tujuannya. AI digambarkan sebagai strategi perubahan yang secara sengaja mengidentifikasi hal-hal yang terbaik dalam mengejar impian dan kemungkinan apa yang dapat diperoleh atau dilakukan. Dimulai dari pencarian kekuatan dan hasrat pada setiap sistem yang memiliki potensi untuk dilakukan perubahan secara positif.

Secara kooperatif upaya ini dilakukan melalui proses penelusuran yang bersifat kolaboratif. Dasarnya adalah wawancara dan pertanyaan tentang topik tertentu, yang dapat mengumpulkan 'cerita-cerita atau kabar baik' dari komunitas. Cerita ini berfungsi sebagai dorongan untuk meningkatkan identitas budaya, semangat, dan visi. Sebagai sebuah perangkat untuk melihat secara selektif dan topik mandari sistem, situasi, atau manusia mana yang memiliki kualitas terbaik yang perlu mendapat perhatian secara penuh.

Fokus pada solusi
Dalam pendekatan problem solving pada hakekatnya adalah pendekatan terhadap perubahan yang berfokus pada solusi (bukan masalah) dan apa yang sudah baik untuk menciptakan kemajuan yang positif dan pragmatis. Berusaha dilakukan sesederhana mungkin. Temukan apa yang sudah berjalan dengan baik dan tingkatkan, serta berhenti melakukan apa yang kurang atau tidak baik.

Kondisi ideal yang tepat untuk penggunaan masing-masing metode juga berbeda. Pada AI kondisi yang ideal adalah jika terdapat kebutuhan atau hasrat yang teridentifikasi untuk penyelidikan, penemuan, dan pembaruan. Terdapat revolusi yang positif dan menyentuh akar rumput organisasi.

Adanya sistem dan situasi dimana terdapat dukungan untuk partisipasi penuh pada setiap level, komitmen terhadap perubahan sebagai proses yang sedang berjalan, serta keyakinan kepemimpinan akan inti positif sistem dan pada proses afirmatif sebagai pendorong perubahan yang sehat. Juga terdapat struktur dan sumber daya untuk mendorong anggota organisasi untuk berbagi 'cerita tentang kabar baik' dan untuk mendukung tindakan yang kreatif.

Dalam pendekatan problem solving kondisi ideal penerapannya adalah keinginan dan hasrat yang teridentifikasi untuk melakukan sesuatu lebih baik. Paling tidak harus ada satu orang yang menginginkan sesuatu yang berbeda, dan siap untuk melakukan sesuatu untuk itu. Idealnya terdapat sistem dan situasi dimana dukungan untuk mencoba sesuatu yang baru dan dukungan untuk partisipasi.

Saat untuk menghindari pemanfaatan AI adalah situasi dimana proses dan hasil yang dapat diramalkan diperlukan, metode identifikasi dan pemecahan masalah lebih diinginkan atau disukai, serta kurangnya dukungan untuk passionate dreaming dan inspired self initiative. Sementara kondisi yang dihindari dalam pemakaian problem solving adalah situasi dimana tidak ada dukungan untuk perubahan.

Berdasarkan perbandingan kedua pendekatan tersebut, kita dapat memilih metode yang paling tepat untuk melaksanakan perubahan berdasarkan kondisi yang kita hadapi.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda..

CANTIK

Nonacne merupakan produk untuk mengobati kulit berjerawat. dan membantu menghilangkan jerawat dan mencegah kemunculannya kembali. Mengkonsumsi suplemen ini secara teratur menghasilkan kulit yang indah dan halus.

Produk Herbal Buy my product
Untuk informasi pemesanan silahkan Klik Link berikut:
Obat anti Jerawat
Oder Pembelian