Tuesday, February 23, 2010

Peran direksi & komisaris dalam mengelola risiko

Apa yang harus dilakukan direksi dan dewan komisaris terkait dengan pengelolaan risiko dalam perusahaan? Menjabarkan apa yang menjadi tanggung jawab tentu tidak terlalu sulit. Yang sulit adalah implementasinya.

Artikel ini mengulas tindakan apa yang harus diambil oleh direksi dalam membangun sistem pengelolaan risiko yang memadai, dan apa yang harus diperhatikan oleh dewan komisaris terkait fungsinya melakukan pengawasan terhadap pengelolaan direksi.

Salah satu faktor utama dalam pengelolaan dan pengawasan risiko yang efektif adalah dorongan dan pesan yang disampaikan oleh pimpinan perusahaan (tone from the top).

Faktor inilah yang membentuk budaya perusahaan dan mengalir dalam setiap aktivitas dan interaksi yang dilakukan oleh seluruh karyawan. Direksi, dewan komisaris serta komite terkait harus bekerja sama dengan manajemen dalam mempromosikan dan secara aktif mengembangkan budaya perusahaan dalam memahami konsep pengelolaan risiko serta penerapannya. Juga, dalam merumuskan strategi dan melakukan aktivitas operasional harian, termasuk pengambilan keputusan.

Manajemen risiko yang komprehensif sebaiknya tidak dipandang sebagai penghalang kemajuan perusahaan atau sebagai fungsi yang terpisah dari fungsi operasional. Ini harus dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dan memiliki pengaruh dalam mengukur kesuksesannya.

Perusahaan pasti harus menghadapi risiko dalam menjalankan bisnis, bahaya jika kita menghindari risiko secara berlebihan ataupun terlalu berani mengambil risiko.

Jika kita menilai risiko serta membandingkannya dengan manfaat yang kita peroleh secara cukup, maka pada saat itulah manajemen risiko terintegrasi dalam proses pengambilan keputusan.

Kunci dalam membentuk pesan yang tepat adalah transparan, konsisten, dan komunikasi. Visi pimpinan terhadap perusahaan, termasuk komitmen terhadap pengawasan risiko, etika yang baik dan nonkompromi terhadap ketidakpatuhan harus dikomunikasikan secara efektif.

Kejelasan peran & wewenang

Kebijakan dan prosedur manajemen risiko, serta etika dan panduan perilaku harus terlebur dalam strategi dan operasi perusahaan. Jangan lupa, juga penting agar dilakukan pelatihan dan penilaian kepatuhan secara berkala.

Banyak perusahaan yang mendelegasikan pengawasan terhadap risiko kepada komite audit atau komite risiko. Walaupun tugas dapat didelegasikan, tidak demikian halnya dengan tanggung jawab. Untuk itu, direksi dan dewan komisaris perlu melakukan tindakan yang dapat meyakini mereka bahwa risiko memang telah dikelola dengan memadai, dan bahwa sistem manajemen risiko yang ada telah memadai dan efektif.

Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pertemuan berkala dengan komite ataupun unit terkait, memberikan masukan dan umpan balik terhadap laporan risiko yang disampaikan, serta secara sungguh-sungguh menunjukkan kepeduliannya terhadap pengelolaan risiko di perusahaan, dan terus mendorong perbaikan yang berkelanjutan dalam proses manajemen risiko.

Dalam melakukan pengawasan atau pemantauan terhadap sistem manajemen risiko, ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan, antara lain:

• Me-review toleransi risiko perusahaan, termasuk seberapa besar risiko yang sanggup ditanggung oleh perusahaan baik secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga pada saat risiko memiliki dampak di luar besaran yang dapat ditoleransi, harus dilakukan suatu aktivitas untuk mengelola risiko tersebut.

• Me-review jenis-jenis risiko yang dihadapi perusahaan, termasuk kemungkinan terjadinya dan dampak risiko tersebut, serta tindakan penanganan yang diperlukan.

• Me-review ekspektasi dari setiap fungsi yang terkait dengan manajemen risiko dan memastikan adanya persamaan persepsi terhadap peran dan tanggung jawab masing-masing.

• Me-review kebijakan dan prosedur manajemen risiko sehingga dapat diketahui apakah sudah memadai dan komprehensif.

• Me-review implementasi dari kebijakan dan prosedur manajemen risiko, apakah sistem manajemen risiko sudah diterapkan secara efektif.

• Me-review kualitas dan bentuk pelaporan risiko.

• Me-review apakah fungsi manajemen risiko yang ada telah cukup independen, dan apakah proses untuk menangani serta melakukan eskalasi permasalahan telah memadai.

• Me-review disain dari fungsi manajemen risiko, termasuk kualifikasi personil yang bertanggung jawab, sehingga dapat dinilai apakah sumber daya yang ada dapat menjalankan cakupan pekerjaan yang dituntut dari fungsi manajemen risiko.

• Me-review kecukupan distribusi informasi kepada seluruh karyawan mengenai manajemen risiko.

• Me-review laporan yang disampaikan oleh auditor internal, auditor eksternal, penasihat hukum, regulator yang relevan dengan risiko yang dihadapi perusahaan serta terkait dengan fungsi manajemen risiko.

Agar direksi dan dewan komisaris dapat melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap sistem manajemen risiko, diperlukan pengetahuan yang cukup memadai terhadap risiko yang dihadapi perusahaan dan praktik manajemen risiko.

Jadi, penting bagi direksi dan dewan komisaris untuk mendapatkan informasi yang memadai dari dalam perusahaan terkait dengan risiko yang ada, pengelolaannya, serta pelatihan eksternal mengenai praktik-praktik governansi dan manajemen risiko yang baik.

Selain dengan pengetahuan yang memadai, tentunya perlu didukung dengan keberadaan komposisi dan kualifikasi direksi dan dewan komisaris secara kolektif, memadai, dan memungkinkan direksi serta dewan komisaris melakukan pengelolaan dan pengawasan risiko.

Kemampuan direksi dan dewan komisaris terkait manajemen risiko juga dipengaruhi terwujudnya komunikasi yang memadai.

Direksi dan dewan komisaris juga harus memastikan adanya kegiatan yang berkelanjutan dalam perusahaan untuk menilai dan menganalisis area-area yang berpotensi menjadi berisiko bagi perusahaan, dan ini harus terakomodasi dalam struktur dan sistem manajemen risiko yang ada.

Dalam melakukan review terhadap manajemen risiko, direksi dan dewan komisaris harus menanyakan dan berdiskusi dengan manajemen apa saja risiko material yang mungkin dihadapi oleh perusahaan pada masa yang akan datang.

Mengantisipasi risiko pada masa depan merupakan elemen penting dalam menghindari atau memitigasi risiko yang ada, jauh sebelum risiko tersebut menjadi sebuah kenyataan dan mengakibatkan krisis bagi perusahaan.

0 komentar:

Post a Comment

Terima Kasih atas Komentar anda..

CANTIK

Nonacne merupakan produk untuk mengobati kulit berjerawat. dan membantu menghilangkan jerawat dan mencegah kemunculannya kembali. Mengkonsumsi suplemen ini secara teratur menghasilkan kulit yang indah dan halus.

Produk Herbal Buy my product
Untuk informasi pemesanan silahkan Klik Link berikut:
Obat anti Jerawat
Oder Pembelian