Tak ada gejala menandai jantung berhenti bekerja. Seorang atlet sekalipun bisa menjadi 'korban' serangan jantung. Tapi bagaimana bisa itu terjadi pada mereka yang memiliki kebugaran prima?
Menurut dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Rumah Sakit Harapan Kita Daniel Tobing, penyebab utama jantung berhenti bekerja mendadak pada atlet karena adanya gangguan irama listrik jantung (artimia). Kelainan genetis pun bisa menjadi penyebabnya.
Henti jantung mendadak yang bisa merenggut nyawa ini biasanya terjadi di usia muda. Survei American Heart Association (AHA) menyebutkan kejadian henti jantung mendadak yang terjadi pada orang muda di bawah 35 tahun diperkirakan satu dari 100.000 orang per tahun.
Berdasarkan penelitian AHA, kejadian jantung berhenti mendadak lebih banyak dialami oleh atlet laki-laki dibandingkan atlet perempuan. "Belum jelas apa penyebab kejadian henti jantung mendadak ini berbeda pada laki-laki dan perempuan," kata Daniel.
Jika Anda menemukan orang yang mengalami serangan jantung mendadak, namun ia dalam kondisi sadar, lakukan sejumlah langkah berikut untuk membantunya:
- Hentikan sejenak kegiatan yang sedang dilakukan.
- Istirahatkan ia sambil diobservasi kurang lebih 5 menit;
- Jika orang tersebut mengeluh sakit di sekitar tulang dada bawah dan perut, sesak napas, keringat dingin disertai dengan perasaan tertekan, kemungkinan terbesar adalah serangan jantung.
- Bila ada obat yang dikonsumsi dengan cara ditaruh di bawah lidah, berikan obat tersebut. Biasanya pada beberapa pasien jantung, dokter selalu mengingatkan agar membawa obat tersebut.
Obat ini sejenis natrium yang berguna untuk memecah gumpalan penghambat aliran darah yang terdapat di pembuluh jantung.
- Jika pemberian obat ini sampai dua kali atau pemberian aspirin 160 mg tidak mengurangi rasa nyeri di dada orang tersebut, segeralah bawa ke rumah sakit.
Jangan sampai orang tersebut melewati masa emas pertolongan jantung, yaitu 6 jam. Terlambat memberikan pertolongan bisa mengakibatkan nyawa melayang.