Sudah menikah cukup lama tapi belum juga diberikan momongan? Bisa jadi salah satu penyebabnya adalah kualitas sperma suami yang tidak prima. Ada beberapa hal yang disebut-sebut bisa menyebabkan kualitas sperma menjadi menurun, mulai dari soal underwear hingga pemakaian laptop. Benarkah semua mitos mengenai hal yang bisa membunuh sperma tersebut? Cek faktanya berikut ini:
1. Laptop
Laptop menjadi salah satu faktor penyebab terganggunya sistem reproduksi pria bukanlah sebuah mitos. Menurut para peneliti di State University of New York, ada korelasi langsung antara penggunaan laptop dan kenaikan suhu pada area scrotum. Banyak pria terbiasa menggunakan laptopnya dengan cara dipangku. Ternyata kebiasaan ini bisa dapat mengurangi kesuburan. Para peneliti dalam studi bernama 'Fertility and Sterility' mencatat bahwa pemanasan skrotum lebih dari 1,8 derajat sudah cukup mengakibatkan kerusakan pada sperma.
2. Soda
Bisa jadi Anda pernah mendengar mitos yang menyebutkan bahwa perwarna buatan atau kandungan kafein yang tinggi pada minuman soda kalengan bisa menyebabkan sperma jadi menurun kualitasnya. Benarkah? Menurut pakar sampai saat ini belum ada buktinya mengenai kebenarnya mitos tersebut. "Belum ada dokumentasi ilmiah yang berhubungan dengan kesuburan," ujar David Tourgemen, MD, spesialis kesuburan di HRC Fertility, Los Angeles. Meski demikian, ada banyak alasan sebaiknya Anda mengurangi minum minuman bersoda. Berbagai studi menunjukkan soda atau minuman ringan bisa meningkatkan risiko kegemukan, kerusakan pada gigi dan kurangnya kepadatan tulang. Minuman ringan mempunyai kalori cukup tinggi yang menyulitkan penurunan berat badan sehingga dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung bahkan kanker.
3. Berendam Air Hangat
Menurut Hal Danzer, MD, seorang spesialis masalah kesuburan asal Los Angeles, jika temperatur testis naik hingga 98 derajat, produksi sperma bisa terhenti dan dampaknya bisa terjadi hingga beberapa bulan. Salah satu hal yang bisa membuat suhu testis naik adalah berendam dalam air panas atau hangat. Temperatur yang tinggi tidak baik untuk testis, dan berdasarkan studi yang diterbitkan pada 2007, berendam selama 30 menit di Jacuzzi atau bak air hangat bisa menurunkan produksi sperma sementara.
"Karena sperma butuh waktu lama untuk dewasa, maka produksi bisa kembali pulih dalam jangka waktu tiga, enam bahkan hingga sembilan bulan," jelas Paul Shin, MD, urologist di Washington, D.C.
4. Underwear
Memakai underwear pastinya hal yang disarankan untuk kesehatan kulit. Namun jika memakai celana dalam yang terlalu ketat, khususnya pada para pria, hal ini bisa membahayakan kesuburannya. Pria yang sering memakai celana dalam terlalu ketat juga bisa menurun produksi spermanya, meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan. Kurt Wharton, MD, ahli kesuburan dari San Fransisco, menyarankan pada para pria untuk lebih sering mengenakan boxer daripada celana dalam.
"Boxer lebih aman dari celana dalam. Tidak disarankan juga memakai celana olahraga ketat dalam waktu yang lama," tambah Dr. Wharton. Ia menjelaskan, semakin sempit celana yang dikenakan pria, akan semakin kecil pula 'lingkungan' yang memberi kesempatan tubuh untuk memproduksi sperma.
5. Ponsel
Ponsel bisa menyebabkan kualitas sperma menurun bukanlah sebuah mitos. "Sebuah studi yang dilakukan pada 2008 menemukan bahwa pria dengan tingkat intensitas pemakaian ponsel yang tinggi (lebih dari empat jam per hari), jumlah spermanya jauh lebih sedikit dan pergerakan sperma juga lebih lambat," jelas Dr Shin. Untuk mengurangi paparan radiasi, Dr Shin menyarankan para pria untuk menyimpan ponsel mereka di dalam tas, tidak di kantong celana. Namun, karena studi tentang pengaruh ponsel terhadap kualitas sperma masih sangat sedikit, beberapa dokter kurang setuju dengan pernyataan tersebut.
6. Rokok
"Rokok, alkohol dan ganja bisa merusak fungsi seksual," ujar Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa membawa dampak buruk pada kualitas dan produksi air mani, sementara rokok bisa merusak motilitas sperma. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa menghisap rokok bisa merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Detik
1. Laptop
Laptop menjadi salah satu faktor penyebab terganggunya sistem reproduksi pria bukanlah sebuah mitos. Menurut para peneliti di State University of New York, ada korelasi langsung antara penggunaan laptop dan kenaikan suhu pada area scrotum. Banyak pria terbiasa menggunakan laptopnya dengan cara dipangku. Ternyata kebiasaan ini bisa dapat mengurangi kesuburan. Para peneliti dalam studi bernama 'Fertility and Sterility' mencatat bahwa pemanasan skrotum lebih dari 1,8 derajat sudah cukup mengakibatkan kerusakan pada sperma.
2. Soda
Bisa jadi Anda pernah mendengar mitos yang menyebutkan bahwa perwarna buatan atau kandungan kafein yang tinggi pada minuman soda kalengan bisa menyebabkan sperma jadi menurun kualitasnya. Benarkah? Menurut pakar sampai saat ini belum ada buktinya mengenai kebenarnya mitos tersebut. "Belum ada dokumentasi ilmiah yang berhubungan dengan kesuburan," ujar David Tourgemen, MD, spesialis kesuburan di HRC Fertility, Los Angeles. Meski demikian, ada banyak alasan sebaiknya Anda mengurangi minum minuman bersoda. Berbagai studi menunjukkan soda atau minuman ringan bisa meningkatkan risiko kegemukan, kerusakan pada gigi dan kurangnya kepadatan tulang. Minuman ringan mempunyai kalori cukup tinggi yang menyulitkan penurunan berat badan sehingga dapat meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung bahkan kanker.
3. Berendam Air Hangat
Menurut Hal Danzer, MD, seorang spesialis masalah kesuburan asal Los Angeles, jika temperatur testis naik hingga 98 derajat, produksi sperma bisa terhenti dan dampaknya bisa terjadi hingga beberapa bulan. Salah satu hal yang bisa membuat suhu testis naik adalah berendam dalam air panas atau hangat. Temperatur yang tinggi tidak baik untuk testis, dan berdasarkan studi yang diterbitkan pada 2007, berendam selama 30 menit di Jacuzzi atau bak air hangat bisa menurunkan produksi sperma sementara.
"Karena sperma butuh waktu lama untuk dewasa, maka produksi bisa kembali pulih dalam jangka waktu tiga, enam bahkan hingga sembilan bulan," jelas Paul Shin, MD, urologist di Washington, D.C.
4. Underwear
Memakai underwear pastinya hal yang disarankan untuk kesehatan kulit. Namun jika memakai celana dalam yang terlalu ketat, khususnya pada para pria, hal ini bisa membahayakan kesuburannya. Pria yang sering memakai celana dalam terlalu ketat juga bisa menurun produksi spermanya, meskipun dampaknya tidak terlalu signifikan. Kurt Wharton, MD, ahli kesuburan dari San Fransisco, menyarankan pada para pria untuk lebih sering mengenakan boxer daripada celana dalam.
"Boxer lebih aman dari celana dalam. Tidak disarankan juga memakai celana olahraga ketat dalam waktu yang lama," tambah Dr. Wharton. Ia menjelaskan, semakin sempit celana yang dikenakan pria, akan semakin kecil pula 'lingkungan' yang memberi kesempatan tubuh untuk memproduksi sperma.
5. Ponsel
Ponsel bisa menyebabkan kualitas sperma menurun bukanlah sebuah mitos. "Sebuah studi yang dilakukan pada 2008 menemukan bahwa pria dengan tingkat intensitas pemakaian ponsel yang tinggi (lebih dari empat jam per hari), jumlah spermanya jauh lebih sedikit dan pergerakan sperma juga lebih lambat," jelas Dr Shin. Untuk mengurangi paparan radiasi, Dr Shin menyarankan para pria untuk menyimpan ponsel mereka di dalam tas, tidak di kantong celana. Namun, karena studi tentang pengaruh ponsel terhadap kualitas sperma masih sangat sedikit, beberapa dokter kurang setuju dengan pernyataan tersebut.
6. Rokok
"Rokok, alkohol dan ganja bisa merusak fungsi seksual," ujar Daniel A. Potter, MD, dari Huntington Reproductive Center di California. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan bisa membawa dampak buruk pada kualitas dan produksi air mani, sementara rokok bisa merusak motilitas sperma. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa menghisap rokok bisa merusak DNA sperma dan meningkatkan risiko disfungsi ereksi.
Detik