Vertigo atau pusing tujuh keliling merupakan gangguan mekanisme atau keseimbangan tubuh.

Vertigo dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya di luar negeri. Sayangnya, masyarakat Indonesia masih kurang membicarakan dan mengetahui penyakit tersebut.

Menurut dokter umum di Jakarta Medical Center (JMC), Erin Destrini, vertigo atau pusing tujuh keliling merupakan gangguan mekanisme atau keseimbangan tubuh. Biasanya, kata Erin, penyebabnya adalah pola makan yang tak sehat.

"Di Indonesia makanannya lebih banyak mengandung serat sedangkan di luar negeri terlalu banyak junkfood," ujar Dr. Erin Dertrini dalam acara 811 Show di Metro TV, Jakarta, Selasa (7/5).

Penderitanya harus hati-hati sebab serangan vertigo itu tiba-tiba. Bila menyerang saat menyetir, besar kemungkinan pengemudi akan mengalami kecelakaan. Penderitanya pun bisa tiba-tiba jatuh dan kepalanya terbentur tembok atau lantai. Erin menegaskan kondisi itu kerap terjadi di luar negeri.

Melirik istilah dan tingkatannya, vertigo sedikit berbeda dengan pusing biasa. Istilah vertigo diambil dari bahasa Yunani yaitu 'vertere' artinya memutar.

Seseorang yang terserang vertigo akan merasakan pusing tujuh keliling. Badan seperti diombang-ambing. Bila menutup mata, badan mereka seolah bergoyang. Saat membuka mata, ia akan melihat sekelilingnya bergerak-gerak.

"Ada juga gejala otonom. Biasanya orangnya terlihat pucat, keluar keringat dingin, muntah dan mual yang berlebihan kalau serangannya sudah parah," tambahnya.

Berdasarkan etiologi, jelas Erin, penyebabnya akibat beberapa penyakit seperti meniere, vertigo positional, paroksisma, dan vestibular neuronotis. Serangan itu berlangsung spontan selama 30 detik, satu jam, berhari-hari, bahkan berpekan-pekan.

Penyebab lainnya yaitu pola makan mengonsumsi makanan siap saji atau makanan instan. Gaya hidup pun berpengaruh seperti begadang, dugem, mengkonsumsi alkohol, dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

Erin juga melarang penggunaan kapas pembersih kuping atau cotton bud berukuran besar. Kapas besar mendorong kotoran semakin masuk ke dalam telinga. Efeknya yaitu vertigo.

Selain itu, penyakit maag serta tekanan darah pun dapat mendatangkan serangan tersebut. Penyebab lainnya yaitu stres, banyak pikiran, makan tak tertur, dan mengonsumsi makanan pedas.

Erin menegaskan 70 persen yang mengidap vertigo adalah wanita. Sebab secara psikologis, wanita lebih dominan menggunakan perasaan yang cenderung berujung stres. Sementara laki-laki menggunakan logika ketika menghadapi suatu masalah.

Namun dalam beberapa kasus, ada pula karena faktor turunan. "Anak dari ibu yang terkena vertigo bisa juga terkena vertigo karena faktor keturunan, apalagi kalau pola makan anaknya tidak baik," jelas Erin.