REGINA PATRICIA

REGINA PATRICIA THEYSER.

ANTHONNY WILLIAM

ANTHONNY WILLIAM THEYSER

GINA DAN AMA

GINA DAN AMA.

SENAM SEHAT - SEHAT JASMANI

AJAK ANAK-ANAK KITA UNTUK BEROLAHRAGA DAN POLA HIDUP SEHAT.

SEHAT JASMANI DAN ROHANI

SEHAT JASMANI DAN ROHANI - MEMBENTUK GENERASI MUDA YANG MAMPU BERKOMPETISI.

Monday, November 30, 2009

"SPIRIT"

Salah satu kunci karir adalah kepemimpinan yang bagus. Dan salah satu tugas pemimpin adalah kemampuan untuk mengelola spirit, mengelola semangat kelompoknya. Seorang pemimpin diangkat kelompoknya untuk mempersatukan mereka, mempersatukan menuju ke sebuah tujuan dan yang terpenting bagi pemimpin selain kejelasan tujuan itu sendiri adalah semangat, spirit yang harus ditularkan kepada anak buahnya. Bahkan semangat itu harus hidup di dalam sanubari pengikutnya dan menjadi 'roh' dari kelompok itu.

Salah satu cerita yang menarik mengenai roh semangat ini adalah mengenai Ferdinand De Magelhaens, seorang nahkoda dan petualang berkebangsaan Portugis. Pada suatu waktu Magelhaens berkeinginan untuk menemukan 'Pulau Rempah-rempah di Timur' dan demi tujuan itu, ia rela melepas kewarganegaraan Portugal dan menghadap Charles V, Raja Spanyol yang masih muda. Magelhaens meminta sang Raja untuk memberinya sebuah armada. Dia akan berlayar ke arah barat dan menemukan pulau rempah-rempah yang terletak di timur. Akhirnya oleh Charles ke V Magelhaens dibekali 5 buah kapal tua yang salah satunya diberi nama Victoria, artinya kemerdekaan. Dengan susah payah dia merekrut hampir 300 orang dari berbagai latar belakang, sikap, ukuran bentuk dan kewarganegaraan dan ia pun lalu berangkat menghadapi tantangan laut yang luar biasa.

Di tengah perjalanan mereka sempat kehabisan makanan dan tidak seekor ikan pun yang dapat ditangkap untuk dimakan, tidak ada daging yang masih tersisa. Ia mengatakan saya lebih baik makan kulit daripada kembali. Namun akhirnya mereka pun menemukan pulau rempah-rempah itu yang kini disebut sebagai Phillipina. Tiga tahun kemudian setelah Magelhaens meninggalkan Spanyol, penduduk melihat kapal yang berlayar dengan keadaan yang sudah sangat parah, itulah kapal Victoria-nya Magelhaens. Dari lebih 200 orang yang berangkat tinggal 18 orang yang kembali dan Magelhaens, pemimpin mereka ternyata telah dikuburkan di Filipina. Jadi ketika mereka kembali ke Spanyol mereka sebenarnya kembali tanpa pemimpin mereka. Inilah semangat yang telah dipompakan oleh pemimpin mereka agar sampai kepada tujuan mereka, pulau rempah-rempah.

Apa yang kita dapat simak dari kisah ini? Tujuan telah menjadi obsesi dari seorang Magelhaens, semangatnyanya yang luar biasa telah menular kepada seluruh anak buah, bahkan semangat itu tetap hidup ketika dia sudah meninggal. Salah satu ciri pemimpin yang hebat adalah mempunyai semangat yang tinggi. Jika pemimpin saja tidak mempunyai spirit yang tinggi, tidak punya optimisme yang tinggi, bagaimana dia bisa memberi semangat kepada orang lain? Dan keberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh bagaimana dia menularkan semangat itu kepada pengikutnya.

Mission Impossible

Ketangguhan pemimpin dalam memelihara spirit pengikutnya juga diuji dalam mission impossible. Salah satu kisah yang legendaris sebagai mission impossible ini adalah kisah Mao Xe Dong dengan long march-nya di bulan Oktober tahun 1934. Pada waktu itu serangan udara Komintang menghancurkan benteng-benteng tentara merah di Kiangshi. Mao berniat untuk mengadakan perjalanan kaki menuju daerah konsentrasinya sejauh 10.000 kilometer. Rombongan besar manusia yang panjang memutar, melilit melintasi gunung yang bergerak hanya pada malam hari, meniti jalan setapak sambil memegangi obor, dan untuk masa yang hampir satu tahun lamanya. Mao kadang membuka mantelnya dan memberikan kepada seorang serdadu yang kedinginan, suatu tindakan yang pernah melegenda. Baru dua minggu menjelang satu tahun, akhirnya sampailah mereka di Shensi - tujuan akhir mereka - pada tanggal 20 Oktober tahun 1935 dengan sisa hanya sedikit orang dan dalam keadaan lemah.

Lalu apa sih rahasianya memimpin suatu gerakan mission impossible ini? Yang pertama, kita harus pandai menemukan arti dari tantangan dengan mengerjakan mission impossible tadi. Karena menemukan arti ini kita akan dapat menjiwai dan menikmati "tugas kita". Bekerja dengan jiwa akan menumbuhkan daya juang, spirit untuk all out, dengan segenap potensi dan sumber daya yang ada. Yang kedua, kita harus memupuk kepercayaan diri kelompok. Daya juang ada kalanya melemah begitu terbentur tembok kesulitan. Pemimpin yang baik berperan dalam mengembalikan kepercayaan diri orang-orangnya, bahwa di balik kesukaran ini ada energi ekstra yang belum pernah terpakai. Yang ketiga, penting tentu kelompok harus mempercayai pemimpinnya. Kredibilitas pemimpin sangat berperan di sini. Singkat kata, seorang pemimpin sejati mampu mengobarkan semangat, tidak ada yang tidak mungkin bagi para pengikutnya.

Seseorang pemimpin perlu mempertimbangkan keunikan, kebutuhan dan harapan setiap anak buah dan harus mampu mengenali pendorong-pendorong utama apa saja yang dijadikan landasan motivasi untuk bekerja. Tahapan ini merupakan tahapan awal untuk dapat mengimplementasikan proses kepemimpinan dan pemberian motivasi. Akan tetapi, tugas utama seorang pemimpin sebenarnya tidak hanya berhenti pada mengenali dan memanfaatkan "motivator" kerja anak buah semata, tetapi juga dihadapkan pada kewajiban untuk dapat "mengembangkan" kualitas dari motivator yang dimiliki anak buah dengan tujuan memudahkan proses pembinaan motivasi selanjutnya dan sebenarnya, secara tidak langsung juga telah memberikan kontribusi bagi pengembangan diri anak buah.

Agar pemimpin dapat memotivasi anak buah dengan lebih mudah, diperlukan kemampuan untuk dapat menunjukkan "arti" dari pekerjaan yang akan dilakukan dan menunjukkan "keuntungan" yang akan diraih. Akan tetapi, tidak semua keuntungan dapat dengan mudah dinyatakan dan tidak semua keuntungan dapat dengan cepat diperoleh.

Lalu bagaimana cara kita meyakinkan anak buah bahwa apa yang kita janjikan akan benar-benar membawa nilai positif? Dalam kondisi seperti ini, pemimpin sebaiknya dengan cerdik memanfaatkan kepandaian berkomunikasi agar dapat menggambarkan peluang pencapaian secara lebih meyakinkan.

Keyakinan dan kepercayaan anak buah juga dapat ditingkatkan dengan cara menunjukkan kepada mereka bahwa pemimpin juga "percaya" bahwa tujuan dan keuntungan yang akan dicapai bukanlah hal yang mustahil. Justru tantangan seperti inilah yang dihadapi pemimpin masa kini, bagaimana kemampuan mereka dalam mengubah pola pikir jangka pendek menjadi jangka panjang.

Dalam proses pelaksanaan kerja, kadangkala anak buah kehilangan motivasi karena tidak dapat melihat arti dan keuntungan dari apa yang sedang dilakukan. Dalam kondisi seperti ini, pemimpin perlu memberikan "sinyal" kemajuan dan keberhasilan yang telah dicapai, dengan tujuan membuka mata anak buah dan mengembalikan kepercayaan dirinya.

Dalam kondisi stagnan di mana tidak terdapat kemajuan apa-apa, peran pemimpin beralih untuk memberikan dukungan nyata terhadap proses penyelesaian masalah, agar anak buah tetap dapat mempertahankan semangat kerja dan dapat melihat peluang perbaikan yang dapat dilakukan.

Jadi, hakekat untuk menjaga motivasi dan spirit anak buah adalah "jangan pernah meninggalkan anak buah dalam kondisi yang tidak menyenangkan dan bahkan akan memberikan "kekuatan" yang dimiliki sebagai sarana penolong".

Sunday, November 29, 2009

Kiat Menghadapi Rekan Kerja yang Menjengkelkan


Berhadapan dengan rekan kerja yang tidak menyenangkan, kerap tak dapat dihindari. Agar Anda tidak ikut dirugikan dan terlibat dalam konflik, pelajari langkah-langkah untuk mengantisipasinya.

Di tempat kerja, mau tidak mau, kita harus berhadapan dengan rekan-rekan kerja yang memiliki karakter berbeda dengan kita. Ada yang menyenangkan, pendiam, terlalu banyak bicara, ada pula yang egois dan tidak peduli dengan kita. Berbagai macam karakteristik manusia bercampur baur, dan sangat mungkin tidak semuanya mampu kita hadapi begitu saja.

Jangka waktu kerja yang panjang, kewajiban berinteraksi dengan rekan kerja akan memberi peluang terjadinya senggolan, intrik dan juga percikan kebencian. Faktor stres dan tekanan kerja yang tinggi tentunya sangat mudah memacu adanya konflik dan pertikaian.

Meski situasi ini kerap tak dapat dihindari, ada baiknya kita pelajari lebih dahulu bagaimana cara berhadapan dengan rekan kerja yang memiliki karakter sulit - dengan cara yang lebih profesional.

Tetap Bersikap Tenang

"Kita tidak akan mau bekerja sama dengan seseorang yang sama persis dengan kita," tukas Dosen di Goldey-Beacom College, Dr, Patricia Buhler. "Rekan kerja yang memiliki karakter sama persis akan menyebabkan miskinnya kreativitas dan inovasi. Hal ini bukan saja tidak baik bagi tim, tapi juga bagi perusahaan." Lagipula, bagi Buhler, perusahaan tentu juga lebih suka mencari tenaga baru yang dapat bekerja sama dan memiliki pengalaman kerja dan personaliti yang lebih luas.

Lima tahun belakangan ini, semakin banyak perusahaan yang melakukan psikotes untuk memastikan apakah si calon pekerja mampu bekerja di dalam tim. Bila tidak, ya tinggal ditolak saja lamarannya. Namun masalahnya, apa yang kita lakukan bila harus berhadapan dengan rekan kerja, atau mungkin bos yang memiliki karakter sulit? Pertama-tama, mungkin kita harus luruskan dulu karakter apa saja yang termasuk dalam karakter sulit tersebut.

Menurut Presiden dan CEO Manajemen Training Goeins-Williams Associates, Inc., Devona Williams, ada enam tipikal karakter sulit - yang kita bisa temukan baik pada rekan kerja maupun pada atasan kita, yaitu:
  1. Tipe pengatur atau penuntut,
  2. Tipe kurang sensitif, suka berbicara kotor serta kurang pedulian,
  3. Tipe individu berkaralder kasar, jorok atau tidak bersih,
  4. Tipe perengek atau suka mengeluh, dan selalu berpikir negatif,
  5. Tipe pengganggu, atau pembantah dan bermasalah pada komitmen,
  6. Tipe yang suka mempermainkan orang atau kerap menggunakan politik kantor.



Konflik bisa terjadi atas berbagai sebab, perbedaan tujuan yang ingin dicapai juga dapat menyebabkan terjadinya perpecahan dalam kelompok tersebut. Bagi Williams, perbedaan seseorang dalam melihat sesuatu atau adanya ketidaksetujuan atas suatu hal yang dianggap penting. Apalagi bila dalam hal tersebut belum ada tujuan kerja yang jelas. Ini tentu saja akan dapat menimbulkan masalah.

Konflik dalam bisnis juga bisa meningkat, bila seseorang lebih suka mengerjakan sesuatu secara satu persatu sedangkan yang lainnya lebih memilih mengerjakan tugas yang paling krusial terlebih dahulu, sebelum mendapatkan konklusi. Atasan maupun rekan kerja kita bisa jadi terlalu cerewet dengan pekerjaan kita, atau mereka mengatakan sesuatu yang salah di waktu yang salah pula.

Tingkah laku rekan sekantor yang menyebalkan, bisa sangat menjengkelkan - misalnya si rekan itu tidak dapat berbaur dengan orang lain. Orang yang tidak becus bekerja juga kerap mengundang masalah, apalagi jika orang itu jelas-jelas tidak memiliki kemampuan yang di bidangnya. Bila kita tengah mengalami situasi kerja yang seperti ini, Williams memberi saran untuk menghadapinya dengan langkah-langkah berikut ini:

Perbaiki Cara Komunikasi

Coba latih keahlian komunikasi kita, bersikaplah terbuka dan secara aktif mendengarkan kemauan atasan ataupun rekan kerja kita. Pastikan untuk sama-sama memahami apa yang dibicarakan dengan baik, jadi perhatikan baik-baik tanggapan yang ia berikan. Komunikasikan semua yang diperlukannya, jika atasan atau rekan kerja itu orang yang suka memerintah atau penuntut, cobalah ungkapkan pikiran kita dengan menggunakan memo.

Mengendalikan Stres

Lakukan inventarisasi keahlian kita sendiri, apa saja yang akan kita lakukan saat seharian bekerja, bagaimana cara mengatasinya? Apakah ada hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menghilangkan stress kerja? Strategi lainnya adalah dengan memasang alunan musik di kantor. Buatlah jurnal, tulis apa saja yang membuat kits resah, daripada meledakkannya.

Meningkatkan Kemampuan Personal dan Mengendalikan Tingkah Laku

Berpikirlah pro-aktif dalam berhubungan dengan orang lain, apakah kita sudah melakukan praduga pada orang lain? Apakah orang tersebut benar-benar kita butuhkan? Apa yang menjadi motif kelakuan mereka? Cari cara tersendiri untuk berinteraksi dengannya tanpa faktor yang satu itu, dengan begitu kita juga akan membangun posisi yang cukup kuat, bila ia termasuk `orang penting' di kantor.

Bicarakan Pada Bagian HRD

Isu anak emas, diskriminasi, perlakuan tidak adil serta perlakuan kasar sebenarnya bisa diatasi bersama dengan bagian HRD dan pemilik perusahaan untuk melakukan berbagai program bimbingan bagi karyawan.

Hindari Situasi Sulit

Perkecil kontak dengan orang bermasalah tersebut, mintalah bantuan dari rekan kerja lain untuk ikut membantu kerja tim. Cari orang ketiga yang mampu menengahi masalah, bila kita harus berhadapan dengan konflik tersebut. Orang ketiga ini nantinya yang akan menjadi saksi kelakuan rekan kerja yang bermasalah ini.

Usaha Terakhir

Jika situasinya sudah tak tertahankan lagi, cari kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di tempat lain. Misalnya, mintalah untuk dimutasi ke bagian lain, menjadi posisi lainnya di perusahaan yang sama, atau bila benar-benar tidak ada kemungkinan lain - ajukan pengunduran diri. Bukan berarti strategi kita kalah, tapi mencoba mengendalikan nasib kita sendiri.

Mengganti Dinamika Kerja

Menurut Buhler, beberapa konflik dan stress yang kerap terjadi dalam ruang kerja sebenarnya dapat diatasi baik dari para karyawan maupun dari tempat kerja itu sendiri. Kekuatan hanya akan datang bersama posisi yang kuat di organisasi tersebut, namun sekarang, kekuatannya cenderung lebih bersifat personal, kekuatan pengetahuannya serta kemampuannya - yang tidak semata-mata dilihat dari gelar kesarjanaan.

Hasilnya, gaya pemerintahan dan kontrol manejer menjadi sumber utama. Ia bisa saja akan merasa terancam kehilangan kekuasaan bila harus mengganti gaya kepemerintahannya tersebut. Buhler memberikan beberapa kiat pada kita, bagaimana caranya menghadapi tipe manejer yang berperilaku sulit.

Salah satunya, jangan bersikap defensif (bertahan). Jangan menempatkan diri pada posisi 'telur di ujung tanduk', dengan kata lain, jangan sampai kita memberi senapan yang memungkinkan atasan `membunuh' kita. Bersikaplah tenang dan diam, perhatikan cara kerja si bos dan bila memungkinkan - ikuti gayanya. Bisa jadi nantinya si atasan akan mampu bekerja sama dengan kita.

Kenalilah, karena individu ini hanya bisa bekerja berdasarkan kemampuannya. Begitu banyak karyawan yang menggunakan caranya sendiri-sendiri dalam menyelesaikan pekerjaannya. Diskusikan cara kerja yang sesuai, bila memang harus ada perubahan - bila perlu berikan berbagai referensi dan sumber informasi yang mendukungnya. Dan yang terakhir, bersikaplah sabar. Sebuah perubahan butuh proses yang panjang - takkan bisa berubah dalam semalam

CANTIK

Nonacne merupakan produk untuk mengobati kulit berjerawat. dan membantu menghilangkan jerawat dan mencegah kemunculannya kembali. Mengkonsumsi suplemen ini secara teratur menghasilkan kulit yang indah dan halus.

Produk Herbal Buy my product
Untuk informasi pemesanan silahkan Klik Link berikut:
Obat anti Jerawat
Oder Pembelian